D’Lempar Pisau, The Art Of Being A Parent

1798

D’ Lempar pisau atau melemparkan pisau dengan mengacu  pada target titik sasaran,  Awalnya pisau lempar digunakan sebagai cara untuk membela diri dan menyakiti atas individu lain. Sekarang pisau lempar dipraktekkan sebagai bentuk olahraga dan kegiatan positif yang mencakup seni dan hiburan, bahkan dalam sebuah tulisan di media sosial grup Facebook D’ lempar pisau yang ditulis oleh Ramlan D’throwers pada 26 Januari 2012, dikatakan, nama D’LEMPAR PISAU menjadi penamaan yang khas dan generik untuk aktivitas lainnya seperti D’ngopi (bagi para penggemar kopi panas) , D’Motor (bagi yang seneng utak-atik motor tua), D’puisi sore, D’karuhun, D’dayung, D’Campers…. dll).

Di kota Cilegon, keberadaan group D’lempar pisau dapat dirasakan semangat dan eksistensinya lewat sebuah testimoni Edhi Hendarto, salah seorang penggiat olahraga ‘ekstrim’ ini,  dalam sebuah tulisanya dijejaring sosialm facebook group D’lempar pisau yang bernuansa filosofis tentang arti dan makna sebuah pisau,  Edhi termasuk orang yang percaya bahwa dari aktifitas yang dia lakukan selalu ada nilai / hikmah yang bisa di ambil… salah satunya dari Lempar Pisau. “Saya baru menekuni lempar pisau ini sekitar enam bulanan dengan pisau pertama yang saya beli online, 1 set ( 3 bilah ) dengan ukuran yang berbeda” ungkapnya.

edhi hendartoDitambahkan Edhi, Dengan modal minta potongan log kayu dari teman, gantung di tembok halaman belakang, mulailah ia latihan. “Trang..trang.. bleg (pisau kena tembok)… benar-benar   harus BEWARE OF FLYING METAL …!! Hasilnya.. tembok rusak, tanaman rambat ditembok mati, 2 pisau patah ujungnya… tapi tetap ada kepuasan karena masih ada yang clebs…”kicaunya.

Edhi bercerita,  ia mulai cari bahan bacaan tentang karakteristik material pembentuk pisau, video lempar pisau dll… all about knife ( Racunbereaksi mode On).. Dan belum lama ini  terlintas di pikiran bahwa nilai-nilai dalam lempar pisau itu bisa diambil pelajaran dalam kita mengasuh anak… THE ART OF BEING A PARENT.

“Sebelum melempar, kita harus tau karakter pisau yang bakal dilempar… minimal titik beratnya dan jenis materialnya. Terlalu keras materialnya mungkin harus di temper dulu atau kalau terlalu lunak kudu di Quenching (Mohon koreksinya kalo salah). Beres itu, kita harus punya kuda-kuda yang mantap, power, dan jarak yang terukur terhadap sasaran. Intinya kita tau plus minus pisau dan kondisi pelempar, dan clebs tidak selalu perlu tenaga yang besar …”imbuhnya dengan penuh semangat.

andhiDikatakan Edhi, Sama halnya dengan anak, bahwa kita harus tau karakter anak, kelebihan dan kekurangannya… pemberani, penakut, cengeng, manja dll. Kita harus memberikan treatment yang sesuai sebelum kita ‘melemparkannya’ menuju sasaran. Seperti puisinya Kahlil Gibran ‘Anakmu bukan milikmu’ :

Engkaulah busur asal anakmu
Anak panah hidup, melesat pergi
Sang pemanah membidik sasaran keabadian
Dia merentangkanmu dengan KuasaNYa
Hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat
Bersukacitalah dalam rentangan tangan sang pemanah
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap

“Kuda-kuda kita adalah kondisi kita saat ini :  jabatan, kedudukan, fasilitas, kekayaan dll, yang akan kita gunakan untuk ‘melempar’ anak kita menuju sasaran. Masalahnya, menancap di sasaran belum tentu berbanding lurus dengan power kita dalam menggunakan jabatan, kekayaan, fasilitas untuk ‘melempar’. Pemanfaatan power yang tidak pas akan menyebabkan pisau/ anak kita memantul balik dan mungkin dapat mencelakakan diri kita atau orang-orang disekeliling kita. So, Beware of flying metal bisa berarti bahwa anak kita bisa berbalik melukai kita atau orang-orang yang dekat dengan kita kalau kita tidak memberi power yang tepat dan focus terhadap sasaran”terang Edhi.

Berikan fasilitas dan  dukungan yang sesuai dengan umur dan karakter anak. Jangan karena kita sudah berkecukupan semua keinginan anak kita turuti, terkadang anak juga perlu merasakan sakitnya jatuh dan perihnya luka.
“Akhirnya, kebahagiaan orang tua adalah ketika anak kita bisa dengan tepat sampai di sasaran…CLEBS bull eye…. Kalau MUSASHI punya Jalan Pedang, D’Lempis punya Jalan Pisau….”pungkasnya. (Zaki Hendarto/BBO)