Kelakuan, Acara Pendidikan Disusupi Para Caleg Golkar

638

Dinas Pendidikan Kota Cilegon  pada sabtu (15/3/2014) menyelenggarakan acara evaluasi kurikulum 2013 dan persiapan pelaksanaan ujian Nasional, acara tersebut dihadiri Walikota Cilegon TB Iman Ariyadi, namun parahnya acara kedinasan tersebut  dijadikan ajang kampanye dan perkenalan para caleg Partai Golkar yang di sebutkan satu per satu di atas panggung. Caleg yang hadir adalah, Fakih Usman, Edy Suaedi, Erik Airlanga dan lain-lain, ribuan guru yang mengikuti acara tersebut akan diberikan  sertifikasi sebanyak 350 guru.

Pengenalan caleg ini dilakukan Walikota saat memberi sambutan di hadapan para guru yang mengikuti acara seminar tentang Implementasi Kurikulum 2013 dan Persiapan Ujian Nasional, para caleg itu diperkenalkan satu per satu dengan menyebutkan nama serta dapilnya, para caleg tersebut diminta maju ke panggung acara, aroma pemanfaatan acara kedinasan untuk ajang kampanye pun terlihat dari dominannya warna kuning serta pakaian sejumlah peserta yang mengenakan pakaian atau kerudung berwarna kuning .
Di akhir sambutannya, Walikota mengingatkan peserta untuk ikut mensukseskan Pemilu pada 9 April mendatang, Walikota juga meminta agar para guru memilih partai warna kuning seperti pakaian yang dikenakannya. “Mudah-mudahan bapak-ibu pada 9 April datang ke TPS. Nambah senang Walikota kalau yang dipilih kayak kelambine (pakaian-red) walikota,” ujar Walikota yang saat itu mengenakan pakaian bernuansa kuning.
Ismatullah, panitia pelakana kegiatan membantah adanya upaya perkenalan dari para caleg tersebut, ia berkilah kegiatan tersebut murni kegiatan Dinas Pendidikan Cilegon untuk para guru di Cilegon. “Ini murni kegiatan pendidikan yakni evaluasi kurikulum 2013, pemberian sertifikat secara simbolis terhadap 350 guru dan persiapan ujian nasional,” kilahnya.
 
Namun demikain dirinya mengakui acara tersebut dihadiri sejumlah caleg di Cilegon karena para celeg tersebut hadir dalam  acara yang telah ditentukan. “Ini dilema memang, jujur kami tidak mengundang para caleg, akan tetapi mereka datang sendiri. Masak iya kami menolak tamu karena sebagai tuan rumah etikanya tidak seperti itu,” katanya. (Zaki/Sef/BBO)