Masjid Agung Cilegon Tanpa Listrik, GRIB Jaya Protes Keras ke PLN!

188

Cilegon, – Pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN terhadap Masjid Agung Cilegon baru-baru ini menimbulkan reaksi keras dari pengurus Grib Jaya dan masyarakat setempat. Pemadaman yang disebabkan oleh keterlambatan pembayaran listrik selama satu bulan itu dinilai sangat keterlaluan, terutama karena Masjid Agung merupakan tempat ibadah yang penting bagi umat Islam.

Agus Surahmat, pengurus Grib Jaya, menegaskan bahwa tindakan PLN memutus aliran listrik ke Masjid Agung adalah langkah yang tidak bisa diterima. “Baru satu bulan terlambat bayar, tapi sudah langsung diputus. Masjid Agung adalah tempat ibadah dan ikon umat Islam di Cilegon, mestinya ada pertimbangan lebih,” katanya dengan tegas.

Pemadaman tersebut dilakukan setelah pembayaran listrik jatuh tempo pada tanggal 20, dan pihak PLN memutus aliran listrik sebagai bentuk penegakan disiplin pembayaran tepat waktu. Namun, keputusan tersebut mendapat kecaman keras dari Haji Sahruji, Ketua GRIB Jaya Cilegon. Menurutnya, tindakan PLN tidak memperhatikan kepentingan umat Islam yang menggunakan masjid untuk beribadah.

“Kami tidak terima, Masjid Agung sebagai simbol agama dan tempat ibadah umat Islam di Cilegon tidak seharusnya dijadikan percontohan seperti ini. PLN harus lebih bijaksana,” ujar Haji Sahruji, Selasa (28/1/2025).

Sebagai tindak lanjut, GRIB Jaya Cilegon berencana mengunjungi kantor PLN pada Kamis mendatang untuk meminta pertanggungjawaban atas keputusan yang dianggap merugikan umat Islam tersebut. Haji Sahruji juga mengingatkan, sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2004 dan PP No. 32 Tahun 2012, PLN sebagai BUMN memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.

“Tanggung jawab sosial PLN, sudahkah mereka memperhatikan kepentingan umat? Kami juga ingin tahu berapa keuntungan yang mereka dapat dan bagaimana kontribusi mereka untuk lingkungan melalui CSR,” tegasnya.

Kepala PLN Cilegon, Ibnu, menyatakan bahwa pemutusan aliran listrik tersebut sesuai prosedur karena pembayaran yang telah melewati batas waktu. Meski demikian, pihak PLN membuka ruang diskusi untuk mencari solusi terbaik terkait masalah ini.

Tindak lanjut protes ini dipastikan akan berlanjut, dengan warga Cilegon dan GRIB Jaya berharap ada penyelesaian yang lebih bijak, terutama terkait perlakuan terhadap tempat ibadah yang seharusnya dilindungi. (*/red)