Menkominfo Sebut Industri Telekomunikasi Sedang Tidak Baik-Baik Saja

115

Indonesia menargetkan akses internet dengan kecepatan minimal 750 Mbps di masa depan, sebuah kenaikan signifikan dari kecepatan saat ini yang sekitar 25 Mbps. Target ini tercantum dalam visi Indonesia Digital 2045.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie menyebutkan bahwa pencapaian kecepatan internet hingga 750 Mbps merupakan bagian dari visi besar tersebut. Saat ini, kecepatan internet nasional Indonesia masih berada di angka 25 Mbps. Oleh karena itu, ada harapan besar untuk adanya peningkatan yang signifikan.

“Nah, isu utama yang kita hadapi adalah kualitas layanan, khususnya kecepatan internet kita saat ini. Dalam visi Indonesia Digital 2045, kita menargetkan kecepatan minimal 750 Mbps pada tahun 2045,” jelas Budi Arie.

Untuk mewujudkan target ini, Kementerian Kominfo sedang merangkul industri telekomunikasi dengan menawarkan insentif yang diharapkan dapat meningkatkan layanan kepada masyarakat. Saat ini, pembicaraan mengenai insentif masih berlangsung dan mencakup berbagai aspek seperti tarif, frekuensi, dan sistem pembayaran tarif.

“Diskusi terkait insentif ini bertujuan untuk memahami apa yang dibutuhkan industri telekomunikasi. Kami berusaha agar insentif yang diberikan dapat mendukung investasi mereka sehingga layanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan,” tambah Budi Arie.

Budi Arie juga mengakui bahwa industri telekomunikasi saat ini menghadapi tantangan. Oleh karena itu, pemerintah perlu turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Infrastruktur telekomunikasi yang ada, seperti kabel, satelit, dan BTS, perlu didukung oleh berbagai jenis teknologi untuk mencakup luasnya wilayah Indonesia.

“Melihat luasnya wilayah Indonesia, kita tidak bisa mengandalkan satu atau dua jenis infrastruktur saja. Perlu kombinasi yang sesuai dengan lokasi. Fixed broadband fiber optic, wireless, dan satelit semua memiliki perannya masing-masing,” kata Budi Arie.

Satelit, khususnya, menjadi salah satu infrastruktur yang banyak dibicarakan. Teknologi satelit seperti Starlink, yang menggunakan teknologi Low Earth Orbit (LEO), diharapkan dapat diterapkan di Indonesia. Kehadiran berbagai pemain baru di sektor satelit akan menciptakan persaingan yang sehat dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Dengan semakin banyaknya perusahaan yang terlibat, persaingan bisnis akan semakin sehat, dan masyarakat akan mendapatkan akses internet yang lebih baik di berbagai lokasi. Mengingat keragaman wilayah kita, termasuk 17.500 pulau dan daerah-daerah terpencil, penggunaan teknologi yang beragam sangatlah penting,” pungkas Budi Arie.

Editor: Yudha Eki