Menjelang Pilkada Walikota Cilegon 2024, tantangan utama yang mengemuka adalah meningkatnya pengangguran di kota industri ini. Cilegon, yang dikenal sebagai pusat industri berat dengan banyak pabrik, seharusnya menjadi ladang peluang kerja. Namun, kenyataannya justru menimbulkan masalah ketergantungan berlebihan pada sektor industri, menyebabkan banyak warga terjebak dalam kesenjangan pekerjaan.
Sementara industri terus berkembang, diversifikasi pekerjaan menjadi aspek krusial yang sering terabaikan. Masyarakat Cilegon tampaknya terfokus pada pekerjaan di pabrik dan kurang mengeksplorasi peluang di sektor lain. Hal ini berpotensi menyebabkan peningkatan pengangguran, terutama di kalangan mereka yang tidak berhasil memasuki industri.
Dalam konteks Pilkada mendatang, janji-janji calon walikota untuk menciptakan lapangan kerja baru menjadi sorotan utama. Masyarakat Cilegon berharap lebih dari sekadar retorika politik; mereka menuntut implementasi program yang nyata dan strategi efektif untuk menangani pengangguran. Adanya kesenjangan antara janji politik dan realitas lapangan kerja mempertegas pentingnya komitmen konkret dari para calon pemimpin.
Dengan dukungan pemerintah dan DPRD, diharapkan langkah-langkah strategis dapat dilaksanakan untuk mengatasi isu pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Warga Cilegon kini menanti tindakan nyata yang dapat memenuhi kebutuhan mereka akan pekerjaan yang layak dan beragam. (Red)