PLN Bareng Pemkot Cilegon Bangun Pabrik Biomassa Pengolah Sampah di Bagendung

420

pln

Gebrakan Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Cilegon yang dikomandani Ahmad Aziz Setia semakin menjadi-jadi, setelah program bersih-bersih kali yang berhasil dicanangkan oleh mantan Kadis Kominfo ini, pihaknya melalui Pemkot Cilegon menggandeng PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) lewat subholdingnya, PT Indonesia Power, (PT IP) meresmikan pengoperasian pabrik Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP). Pabrik ini berlokasi di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Cilegon Banten, Selasa, (29/112022)

Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menyambut baik kolaborasi pengelolaan sampah menjadi bahan bakar biomassa untuk listrik. Menurutnya, hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah setempat untuk memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna bagi masyarakat.

“Salah satu ide kreatif dari Kota Cilegon sesuai dengan Perpres 35 tahun 2018, sebetulnya Presiden Joko Widodo sudah menunjuk 12 kabupaten dan kota se-Indonesia dalam rangka mengubah sampah menjadi energi hijau. Peluang ini kita tangkap,” ujar Helldy.

Adapun Pabrik BBJP akan menyerap 30 ton sampah segar kota setiap harinya untuk diolah menjadi bahan bakar pengganti batu bara (co-firing) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya. Tidak hanya bagi lingkungan, BBJP TPSA Bagendung diklaim berdampak besar bagi peremonomian Kota Cilegon. Sehingga, Helldy berharap BBJP TPSA Bagendung dapat menjadi percontohan tidak hanya kabupaten dan kota di Provinsi Banten, tapi juga di seluruh Indonesia.

Baca: PLN Gandeng Surveyor Indonesia Tingkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri

“Artinya ini adalah pionir dari semua daerah di Indonesia bahwa Cilegon kota pertama kali dan ini diresmikan langsung oleh Direktur Utama PLN,” kata dia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo juga menyatakan kolaborasi ini akan mendorong ekonomi kerakyatan karena dioperasikan langsung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMD). Sehingga, memberi nilai tambah melalui penyerapan tenaga kerja lokal.

“Ini adalah bahan bakar berbasis pada kekuatan rakyat. Di sini yang bekerja adalah rakyat sekitar sini dan diberdayakan, jadi ini menciptakan lapangan kerja,” ucap Darmawan.

Darmawan mengungkap program ini mampu mengurangi tumpukan sampah sebesar 30 ton per hari atau 9.000 ton per tahun. Sementara itu bagi PLN, kehadiran pabrik BBJP dapat membantu perseroan mendapatkan kepastian pasokan biomassa untuk bahan baku co-firing dan bisa menghemat ongkos produksi karena bisa memproduksi biomassa secara mandiri.

“Di sini yang tadinya pengolahan hanya 1,5 ton per hari, dinaikan menjadi 30 ton per hari. Dan ini sangat membantu sekali bagaimana TPSA Bagendung bisa dikelola agar lebih bersih lagi,” tutur dia. Program ini juga bisa meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca untuk menyelesaikan pemanasan global. ***