Ngeri! 967 Warga Kota Serang Terindikasi Seks Menyimpang, Didominasi Homo 

353

images (39)

Prilaku penyimpangan seksual di Kota Serang mengalami peningkatan. Berdasarkan data kunci Dinkes, terdapat 967 orang terindikasi kelainan seks.

Data itu didominasi dengan perlilaku lelaki seks dengan lelaki (LSL) atau homo seksual. Angkanya hampir merata di setiap kecamatan.

Di Kecamatan Kasemen, tercatat dari tiga puskesmas sebanyak 207 orang yang terindikasi LSL. Kemudian, wanita penjaja seks komersial (WPS) tidak ditemukan, namun terdapat 12 wanita pria atau waria.

Kemudian Kecamatan Taktakan, sebanyak 23 orang terindikasi LSL, 18 WPS, dan nol Waria. Selanjutnya Cipocok Jaya 148 orang terindikasi LSL, 74 WPS dan nol Waria.

Kecamatan Serang, dari lima puskesmas terdapat 486 LSL, 281 WPSK, dan waria sebanyak 20 orang.

Selanjutnya, Kecamatan Walantaka terdapat 75 orang LSL, dan WPSK sebanyak 55 orang, serta waria 30 orang. Terkahir Kecamatan Curug 28 LSL, WPSK 28, dan waria tidak ada.

Untuk menekan angka itu, Wali Kota Serang, Syafrudin akan melakukan sosialisasi bahaya HIV/AIDS agar membuka kesadaran perlaku seks menyimpang.

“Ini adalah bukti betapa pentingnya pendidikan. Makanya kita akan sosialisasi, sehingga yang sudah terjadi akan berkurang, dan yang belum tidak akan terjadi,” katanya, Minggu (30/10/2022).

Ia mengutuk keras dengan maraknya keberadaan komunitas gay di Kota Serang. Sebab, kelainan seks menyimpang tersebut dinilai menyalahi dan diluar ketentuan baik agama dan negara.

“Atas nama Pemerintah Kota Serang saya mengutuk kalau sampai ada perbuatan itu, karena diluar ketentuan Agama dan Pemerintah,” ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, berdasarkan data populasi kunci dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, terdapat 967 warga Kota Serang terindikasi memiliki kelainan seks menyimpang, bahkan jumlahnya ditemukan hampir di semua kecamatan di Kota Serang.

Ia mengaku tidak mengetahui pasti data dan peredaran komunitas penyimpangan seksual. Namun, dirinya mendapat laporan sementara bahwa jumlah komunitas tersebut terus mengalami peningkatan.

“Saya belum lihat datanya (mulai maraknya komunitas penyimpangan seks),” dalihnya. (Bilal)