Pernahkah kita menemukan seseorang yang senang update status di media sosial dengan reaksi yang berlebihan dan ingin menjadi pusat perhatian? Bisa jadi dia mengidap Histrionic Personality Disorder (HPD) atau Gangguan Kepribadian Histrionik.
Gangguan Kepribadian Histrionik adalah salah satu dari sekelompok kondisi gangguan kepribadian yang disebut dengan “Cluster B” atau “dramatis”.
Orang dengan Gangguan Kepribadian Histrionik sebenarnya memiliki keterampilan sosial yang baik, namun mereka cenderung menggunakan keterampilan ini untuk memanipulasi orang lain.
Sehingga mereka bisa menjadi pusat perhatian.
Individu dengan HPD senang menunjukkan emosi yang berlebihan, kecenderungan menganggap segala sesuatu secara emosional, dan merupakan pencari perhatian.
Sehingga, jika seseorang senang meng-update status atau kondisinya di media sosial, mungkin saja ia mengidap HPD.
Lantas, apa saja gejalanya dan bagaimana cara menangani kondisi Gangguan Kepribadian Histrionik? Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
Orang dengan Gangguan Kepribadian Histrionik biasanya memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan seringkali cukup karismatik.
Mereka juga senang membangun citra kehidupan bahagia seakan tak ada masalah.
Tetapi di balik itu semua, mereka mengalami kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan yang dekat dengan orang lain.
Ini karena penderitanya memiliki kebutuhan untuk selalu diperhatikan dan dapat berperilaku dramatis untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
Istilah “histrionik” sendiri memang memiliki arti dramatis atau teatrikal.
Gangguan kepribadian ini masuk ke dalam Cluster B yang memiliki ciri-ciri pola pikir dan perilaku yang tidak bisa diprediksi, serta perilaku yang cenderung dramatis dan emosional.
Gangguan pribadian Cluster B terdiri dari:
- Gangguan kepribadian ambang
Gangguan kepribadian ambang adalah gangguan kepribadian yang penderitanya berperilaku impulsif dan berisiko, memiliki emosi yang tidak stabil dan rapuh, dan juga memiliki dorongan untuk menyakiti diri sendiri. - Gangguan kepribadian antisosial
Pada jenis gangguan kepribadian ini, penderitanya kerap mengabaikan norma sosial yang berlaku, melanggar hukum, memiliki sikap kasar dan agresif, dan tidak memiliki rasa simpati terhadap orang lain. - Ganggian kepribadian narsistik
Pada gangguan kepribadian narsistik, penderitanya merasa yakin bahwa dirinya lebih istimewa dibandingkan orang lain, cenderung arogan, dan selalu mengharapkan pujian dari orang lain. - Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian histrionik adalah gangguan kepribadian yang penderitanya terlalu mencemaskan penampilan, cenderung dramatis dalam berbicara, dan selalu mencari perhatian.
Melansir WebMD, faktor keturunan dan lingkungan boleh jadi berkontribusi terhadap gangguan psikologis ini, seperti kurangnya pemberian kritik saat anak-anak.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders oleh American Psychiatric Association, berikut adalah gejala HPD:
- Senang menjadi pusat perhatian dan merasa tak nyaman apabila tidak menjadi pusat perhatian.
- Bertindak sangat dramatis, memunculkan emosi dan ekspresi yang berlebihan.
- Terlalu peduli dengan penampilan fisik.
- Sangat sensitif terhadap kritik atau ketidaksetujuan.
- Mudah bosan dengan rutinitas.
- Buat keputusan yang gegabah/impulsif.
- Berpusat pada diri sendiri dan jarang menunjukkan perhatian pada orang lain.
- Memiliki kesulitan mempertahankan hubungan.
- Mengancam atau mencoba bunuh diri untuk mendapatkan perhatian.
- Tidak berpikir sebelum bertindak
- Cenderung tidak tulus saat berinteraksi
Ahli gangguan mental Steve Bressert, Ph.D., mengungkapkan bahwa diagnosa HPD biasanya terjadi saat dewasa.
Jarang sekali kondisi ini terdiagnosis saat kecil atau remaja, karena anak-anak terus berkembang dan mengalami perubahan kepribadian.
Gangguan kepribadian Histrionik dan Narcissistic Personality Disorder (NPD) ini keduanya merupakan gangguan kepribadian Cluster B atau dramatis.
Kedua kondisi ini hampir serupa, namun dua gangguan ini terlihat berbeda dalam beberapa hal.
Orang dengan NPD tidak hanya membutuhkan perhatian saja, tetapi juga membutuhkan kekaguman, pujian, dan pengakuan.
Ia akan tampil dengan keunggulan-keunggulan yang mereka punya, kurang memperhatikan perasaan orang lain, dan untuk menimbulkan kesan bagi orang lain sehingga dirinya mendapat pujian.
Berbeda dengan orang HPD, mereka tidak terlalu peduli dengan jenis perhatian yang akan mereka terima dan membiarkan diri mereka dilihat dengan cara yang positif atau cara yang negatif.
Selama orang dengan HPD menjadi pusat perhatian, ia akan merasa senang dan puas.
Karena orang yang hidup dengan HPD mudah bosan, mereka juga kesulitan mempertahankan hubungan, baik dengan seseorang atau hubungan pekerjaan.