Sungguh naas nasib ketiga anak ini, niatnya ingin bermain dan berenang ditepian laut tempat mereka biasa berenang namun naas tak dapat ditolak. Adalah Apri Maulidin (5), warga Lingkungan Kruwuk, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, korban kecelakaan laut yang terseret ombak pada Selasa (10/9/13), korban ketiga yang berhasil ditemukan sudah tak bernyawa lagi. Dia ditemukan oleh securty di Jeti Pertamina Tanjung Gerem.
Informasi yang berhasil dihimpun pada Rabu (11/9/13), korban ditemukan sekitar pukul 04.30 WIB dengan posisi telungkup dan mengambang di Jeti Pertamina Tanjung Gerem. Pihak keamanan kemudian langsung melaporkan penemuan mayat tersebut kepada Tim SAR yang berada di Pelabuhan Merak.
Apri Maulidin (5), merupakan anak satu-satunya pasangan Ilma Mukhromi dan Yayah. Melihat kondisi anaknya terbujur kaku di ruang jenazah RS Krakatau Medika, orangtua itu berteriak histeris.
“Saya sangat kaget mendengar anak saya tenggelam dan belum ditemukan kemarin, dan saya terus berharap anak saya ditemukan dengan selamat, akan tetapi anak satu-satunya ini ditemukan sudah tidak bernyawa,” ujar Ilma Mukhromi.
Dikatakan, rencananya korban akan dibawa ke Menes Kabupaten Lebak untuk di kuburkan dekat neneknya. “Saya asli warga Lebak, akan tetapi sudah lama tinggal di Gerem. Rencananya akan kita kebumikan dekat neneknya,” lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan Tiga anak yang diperkirakan masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dikabarkan tenggelam di sekitar Pantai Peni Merak tepatnya Pantai Lelea, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon.
Tiga anak tersebut berenang di Pantai Lelea dibelakang pembuangan limbah kawasan PT Amoco Mitsui PTA Indonesiasekitar Pukul 12.30 WIB, setelah pulang sekolah. Tanpa disadari oleh ketiga korban tiba-tiba datang ombak dan kemudian terseret.
Sekitar Pukul 14.30 WIB, dua anak yang berhasil ditemukan bernama Firli (7 tahun), Raju (7 tahun), Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sedangkan Apri Maulidin (5 tahun) saat ini masih dalam pencarian Tim SAR. Ketiga anak tersebut merupakan warga Lingkungan Kruwuk,Kelurahan Rawa Arum,Kecamatan Grogol.
Menurut saksi mata, Rakib, dirinya sedang berjalan di tepi pantai saat menemukan baju anak-anak. Akan tetapi Rakib tidak melihat ada amak-anak yang berenang. “Namun saya melihat ada anak kecil mengambang di pantai. Saya langsung lihat namun sudah tidak bernyawa. Saya langsung memanggil warga kampung,”ujar Rakib.
Tidak jauh dari lokasi tersebut, lanjutnya, dirinya kembali melihat satu anak lagi dalam kondisi tertelungkup.”Saya melihat mayat satu lagi tidak berada jauh dari posisi mayat yang pertama,”lanjutnya.
Sementara itu Sarti nenek dari Firli, histeris mendengar cucunya ditemukan oleh warga dalam kondisi sudah tidak bernyawa,”Waktu itu Firli,pulang sekolah pamit mau main ke temannya,saya tidak menyangka kalau dia tewas tenggelam,” ujarnya.
Ketiga Korban Tewas Dengan Mulut Berbusa
Dari ketiga anak yang tewas tenggelam tersebut diketahui dari mulut mereka mengeluarkan busa, kuat dugaan ketiga anak yang tewas itu bukan hanya tenggelam yang mengakibatkan tewasnya ketiga anak itu, santer beredar kabar dimasyarakat sekitar bahwa ketiga anak yang tewas tersebut keracunan akibat meminum air laut yang tercampur limbah pabrik kimia.
“Anehnya dari mulut anak saya yang tewas itu mengeluarkan busa terus menerus sampai setelah dimandikan jenazahnya pun masih mengeluarkan busa seperti orang keracuan” ujar salah satu orang tua korban.
Dedi Kusnadi, ketua LSM Komite Pemuda Peduli Lingkungan (KOPPLING) sangat menyayangkan sikap dari manajemen perusahaan yang terkesan tutup mata, padahal dari lokasi tempat kejadian perkara dapat disimpulkan ketiga anak yang berenang dibelakang pabrik kimia, bahkan ia merasa prihatin dengan kejadian yang menimpa tiga anak naas tersebut dan pihaknya meminta agar kedepan tidak terulang lagi kejadian serupa dengan mewanti-wanti kepada masyarakat sekitar agar berhati-hati dan pihaknya juga berharap kepada perusahaan sekitar agar membuatkan safety yang maksimal disekitar pembuangan limbahnya. (ASA)