HUT TNI ke-75, Ini Sejarah Perjalanan Sejarah dari Masa ke Masa

960

20201005135535-1-rayakan-hut-ke-75-ini-sejarah-perjalanan-tni-dari-masa-ke-masa-001-fatimah-rahmawati

Tanggal 5 Oktober menjadi salah satu hari paling bersejarah bagi bangsa Indonesia. Tanggal ini merupakan saksi bisu lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

TNI lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda, yang berambisi untuk menjajah Indonesia kembali melalui kekerasan senjata. Tepat hari ini, Senin (5/10), TNI genap berusia 75 tahun.

Di balik kegagahannya, siapa sangka, pasukan loreng ini menyimpan sejarah panjang seiring perkembangan Indonesia sejak meraih kemerdekaan. Bermula dari Badan Keamanan Rakyat (BKR), selanjutnya menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga akhirnya pada 3 Juni 1947 resmi menjadi TNI.

Bermula dari Badan Keamanan Rakyat

20201005135532-1-rayakan-hut-ke-75-ini-sejarah-perjalanan-tni-dari-masa-ke-masa-005-fatimah-rahmawati

Melansir dari laman resmi Provinsi DKI Jakarta, BKR mulanya merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang didirikan di Jakarta pada 20 Agustus 1945. BKR bekerja dengan sukarela bersama-sama dengan rakyat dan pemerintah.

BKR resmi berdiri pada tanggal 23 Agustus 1945 yang dinyatakan dalam pidato Presiden Soekarno. Orang-orang yang tergabung di dalamnya berasal dari bekas PETA, Heiho, Polisi, Seinendan, Keibodan, KNIL dan lain-lain.

BKR dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai wadah perjuangan rakyat Indonesia. Namun, ternyata pembentukan BKR yang hanya bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum di daerah masing-masing mengundang ketidakpuasan di kalangan pemuda, yang menuntut dibentuknya tentara kebangsaan.

Berubah Menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR)20201005135533-1-rayakan-hut-ke-75-ini-sejarah-perjalanan-tni-dari-masa-ke-masa-003-fatimah-rahmawati

Menyerahnya Jepang kepada tentara sekutu menyebabkan kedatangan tentara Inggris ke Indonesia yang dimanfaatkan oleh tentara Belanda untuk kembali ke Indonesia. Situasi ini menjadi mulai tidak aman.

Oleh karena itu, pada tanggal 5 Oktober 1945, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat pembentukan tentara kebangsaan yang diberi nama Tentara Keamanan Rakyat yang bermarkas besar di Yogyakarta.

Saat itu, Kolonel Soedirman menjadi Panglima Besar TKR yang diangkat secara resmi pada 18 Desember 1945.

Namun, pada tanggal 7 Januari 1946, pemerintah mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946 yang mengganti nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Sehingga pada tanggal 8 Januari 1946, nama Tentara Keamanan Rakyat resmi berubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.

Menyerahnya Jepang kepada Sekutu

20201005135534-1-rayakan-hut-ke-75-ini-sejarah-perjalanan-tni-dari-masa-ke-masa-004-fatimah-rahmawati

Pada tanggal 26 Januari 1946, pemerintah mengeluarkan maklumat tentang penggantian nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia. Maklumat ini dikeluarkan melalui Penetapan Pemerintah No.4/SD Tahun 1946.

Melansir dari tni.mil.id, usaha pemerintah untuk menyempurnakan tentara kebangsaan terus berjalan, sambil bertempur dan berjuang untuk tegaknya kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan dengan resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Kembali ke TNI

Pada tahun 1962, dilakukan upaya penyatuan antara angkatan perang dengan kepolisian negara menjadi sebuah organisasi yang bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Penyatuan satu komando ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya dan menjauhkan pengaruh dari kelompok politik tertentu.

rayakan hut ke 75 ini sejarah perjalanan tni dari masa ke masa

Namun, perubahan situasi politik di Indonesia pada tahun 1998, juga berpengaruh pada keberadaan ABRI. Sehingga pada tanggal 1 April 1999, TNI dan Polri secara resmi dipisah menjadi institusi yang berdiri sendiri. Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI, sehingga Panglima ABRI menjadi Panglima TNI.