Kenali Tanda-tanda Jika Tsunami Akan Datang Dalam Waktu Dekat

2593

MGID

Isu terkait gempa megathrust dan tsunami setinggi 20 meter yang berawal dari salah satu riset Institut Teknologi Bandung (ITB) menimbulkan kecemasan warga.

Oleh karena itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga tidak terlalu panik akibat pemberitaan gempa megathrust dan tsunami ini.

BMKG pun menegaskan, riset yang dilakukan ITB seperti ini belum tentu terjadi.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa potensi itu merupakan skenario terburuk yang akan terjadi jika zona yang selama ini terkunci di Selatan Jawa barat dan Selatan Jawa Timur lepas bersama-sama.

Sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana, beberapa tim peneliti tengah melakukan penelitian lanjutan,

seperti yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengembangkan sistem deteksi dini gempa.

Selain mengandalkan sistem deteksi dini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai tanda-tanda alam jika terjadi bencana alam khususnya tsunami.

Sebagaimana diberitakan pikiranrakyat-bandungraya.com, “Kenali Tanda-tanda Alam jika Akan Terjadi Bencana Tsunami dalam Waktu Dekat“, BPBD Lumajang menjelaskan ada dua tanda yang jelas jika tsunami akan datang dalam waktu dekat.

Tanda pertama, naluri binatang burung begitu kuat sehingga banyaknya burung laut yang terbang ke darat merupakan salah satu tanda bahaya tsunami.

Tanda kedua, yakni surutnya mata air dari sumur warga dan air laut yang secara tiba-tiba.

“Burung burung laut terbang ke darat dan air sumur masyarakat terutama masyarakat di sekitar pantai, harus ada siskamling saat ini,” tutur Wawan HS selaku petugas Logistik Kesiapsiagaan Bencana pada Selasa, 29 September 2020.

Oleh karena itu, Wawan berharap masyarakat dapat mengaktifkan sistem siskamling, terutama di Desa Tangguh Bencana (Desana), yaitu di daerah sekitar pantai dengan Early Warning System (EWS) atau sirene telah disiapkan di masing-masing lokasi titik terdampak tsunami seperti di Masjid dan Balai desa.

Selain itu, Wawan juga menjelaskan bahwa di setiap titik juga diberlakukan Warning Receiver System (WRS) sehingga seseorang dapat memantau gempa yang terjadi di seluruh Indonesia selama 24 jam.

“Untuk itu, setiap orang saat ini perlu mewaspadai semua rambu dan peringatan selama informasinya berasal dari institusi resmi, tetapi masyarakat tidak perlu panik,” ujarnya.

Sumber: pikiran-rakyat.com