Dampak dari badai tersebut mengakibatkan hujan deras disertai angin kencang, kilat, dan petir.
“Hujan lebat disertai angin kencang, kilat dan petir di sebagian besar Sumatera, Banten, Jabar, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan hingga Papua,” kata Prakirawan BMKG Serang, Trias Asmarahadi, dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Sabtu, 28 Desember 2019.
Pihak BMKG memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang beraktivitas di pesisir Banten akan potensi gelombang tinggi yang mencapai empat meter. “Gelombang tinggi hingga empat meter ada di Samudera Hindia selatan Jawa hingga Lombok,” ujar Trias.
Gelombang tinggi itu disebabkan angin dengan kecepatan mencapai 20 Knot di wilayah Indonesia bagian Utara dan 16 Knot di wilayah selatan Indonesia. Gelombang setinggi 2,5 meter pun diprediksi akan menerjang wilayah Selat Sunda dan perairan selatan Banten.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di pesisir sekitar wilayah berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” terang Trias.
Perlu diketahui, Badai Phanfone di Filipina yang berkecepatan 195 kilometer per jam selain menewaskan 16 orang, juga merusak atap rumah, menumbangkan tiang listrik, jaringan internet dan seluler terputus hingga mengganggu jadwal penerbangan pada 25 Desember 2019 lalu.
Badai Phanfone ini memiliki kekuatan yang lebih lemah dibandingkan Badai Super Haiyan. Badai Haiyan ini pernah menewaskan sekitar 7.300 orang termasuk korban hilang pada 2013. (ren)