Pasca-tsunami menerjang Selat Sunda, jumlah penumpang penyebarangan di Pelabuhan Merak-Bekauheni menurun hingga 50 persen.
Dirjen Perhubungan Darat Budi mengungkapkan banyak masyarakat yang masih khawatir atau takut dengan situasi ombak di Selat Sunda, hingga menyebabkan penurunan jumlah penumpang yang menggunakan fasilitas penyebrangan.
“Banyak yang masih takut karena Gunung Anak Krakatau yang terus beraktivitas sampai takut adanya ombak tinggi. Mereka enggan menyeberang menggunakan kapal penyebrangan,” tutur Budi.
Dirjen menceritakan, jika sebelumya jumlah penumpang penyebrangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni sempat meningkat hingga 66.896 penumpang, tapi pasca-tsunami langsung turun drastis hanya 31.241 penumpang atau lebih 50 persen pada tanggal 24 Desember 2018 dan terus menurun.
Tsunami sendiri terjadi Sabtu 22 Desember 2018 hingga kini setidaknya 430 orang tewas lebih dan 21 ribu orang mengungsi.
Terpisah Humas Bandara Radin Inten II Lampung Selatan, Wahyu menjelaskan masyarakat memiliki kekhawatiran untuk bepergian ke pulau Jawa melalui jalur darat ditengah besarnya gelombang di Selat Sunda.
Hal itu membuat masyarakat banyak beralih untuk menggunakan jalur udara dan saat ini terjadi peningkatan jumlah penumpang.
“Kami sudah mengantisipasinya adanya kenaikan jumlah penumpang selain karena liburan Natal dan Tahun Baru, tapi juga karena pasca tsunami yang melanda Selat Sunda,” ujar Wahyu.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, pihaknya menyiapkan beberapa penerbangan tambahan. (dwi/bb)