Jiwa kepemimpinan pahlawan nasional Brigjend KH Syamun diharapkan mampu dicontoh oleh para sarjana Al-Khairiyah. Demikian yang disampaikan Ketua Yayasan Al-Khairiyah Citangkil H. Ali Mujahidin dalam acar wisudah sarjanah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiah (STIT) Al-Khairiyah, Rabu 12 Desember 2018.
“Ki Syamun bukan hanya seorang militer dan bupati, namun beliau adalah seorang pendidik yang mampu berperan dimanapun keberadaanya. Begitulah yang harus dicontoh, Sarjanah Al-Khairiyah harus bisa berperan dalam bidang apapun di masyarakat,” kata H. Mumu saat berpesan kepada 94 wisudawan Sarjanah Pendidikan Agama Islam.
Dalam syair mars Al-Khairiyah menyimpan wasiat yang sangat mendalam yang patut pembangkit semangat juang Al-Khairiyah. H. Mumu menyebutkan terdapat tiga kata yang harus ada dalam jiwa kader Al-Khairiyah yaitu satri, setia, bakti.
“Sarjanah Al-Khairiyah harus memiliki jiwa satria, yaitu berani menjadi pemimpin, membela kebenaran, dan berbuat kebenaran. Sebagai pendidik harus berani mengembangkan ajaran Allah dan Rosulullah dimanapun berada,” kata H. Mumu.
Wasiat yang kedua adalah Setia, dimana Sarjanah Al-Khairiyah dituntu untuk memiliki kesetiaan terhadap bangsa dan negara, setia kepada keluarga dan lingkungannya. Serta mampu mengemban kesetiaan disetiap tugas dan jabatan apapun dalam melaksanakan kewajibannya.
“Kata terakhir adalah bakti, sarjanah Al-Khairiyah harus berbakti kepada orang tua, keluarga, bangsa dan negara. Karena setelah menjadi sarjanah memiliki kewajiban dalam mengemban misi mengembangkan pendidikan untuk membangun karakter Ahlakul Karimah kepada masyarakat,” kata H. Mumu.
H. Mumu berpesan, jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh Ki Syamun harus menjadi inspirasi dan meneruskan perjuangan melalui peran serta sarjanah Al-kahairiyah. Dimana pun berada harus menempatkan diri menjadi pribadi yang berkarakter kuat dalam setiap aktifitas.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiah (STIT) Al-Khairiyah Hikmatullah Jamud mengatakan pendidikan karakter di Al-Khairiyah bukan hal yang baru, karena sejak awal berdiri sudah mengikuti ajaran yang diterapkan oleh pendiri Al-Khairiyah Brigjend KH Syamun.
“Pendidikan aqidah dan ahlaq sudah ditanamkan dalam pembelajaran selama mahasiswa kuliah. Sehingga memiliki kopetensi yang baik dilengkapi dengan kecakapan dan intelektual melalui prestasi,” kata Hikmatullah. (Safrai/Rilis)