PANDEGLANG, (BidikBanten) – Pertumbuhan dan keberadaan kendaraan angkutan kota (angkot) di Kabupaten Pandeglang cukup tinggi. Tercatat, saat ini ada sekitar 800 unit angkot yang beroperasi di berbagai jalur trayek. Seperti angkot antar Pandeglang-Saketi, Pandeglang-Serang dan Pandeglang-Rangkasbitung.
Sejumlah supir jalur Pandeglang-Rangkasbitung mengaku jika dirinya sebagai supir yang memiliki trayek, merasa dirugikan dengan adanya angkot yang beroperasi namun memiliki trayek palsu. Menurutnya hal tersebut harus ditindak tegas oleh Dishub. “Yang ada disini belum tentu semuanya memiliki surat trayek yang asli, Dishub harus rutin melakukan pemeriksaan ketat,” kata pudin seorang sopir angkot, Selasa (24/01/2017).
Dirinya mengaku, kondisi tersebut sudah lama terjadi, namun pihak yang berkaitan belum melakukan tindakan atas kejadian tersebut. Padahal, kejadian tersebut bukan hanya merugikan para supir semata namun sangat berpengaruh terhadap pendapat asli daerah (PAD). “Saya sepakat jika ada operasi gabungan. Karena banyak yang trayeknya palsu, saya berani taruhan angkot yang memiliki trayek yang asli paling hanya sekitar 50 mobil,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pandeglang, Tata Nanjar Riadi menyatakan, pihaknya sudah merencanakan terkait operasi angkot bodong. Operasi tersebut direncanakan pada bulan februari 2017 yang nantinya akan melibatkan pihak kepolisian, TNI, Satpo PP dan Dishub. “Insyallah februari kita udah go on, Rencana operasi gabungan itu akan digelar secara frekuansi paling selang tiga bulan sekali,” katarnya.
Dirinya meminta pihak supir untuk sabar terlebih dahulu. Karena pihaknya belum bisa menggelar operasi pada Januari 2017 dikarenakan anggaran yang di miliki Dishub masih dalam tahapan pencairan. Sehingga pihaknya belum bisa berbuat apa-apa terkecuali evaluasi kinerja pada tahun 2016. “Kita nunggu anggaran juga, masa nanti yang panas-panasan engga di kasih makan, kan kasihan juga kan. Kalau sekarang kan masih januari, kalau januari masih evaluasi pada 2016,” ketusnya. (Agus/BBC)