CILEGON, (BidikBanten) – Kepala UPTD Pasar Keranggot Cilegon yang baru dilantik beberapa hari yang lalu, ditargetkan untuk menata Pasar Kranggot. Salah satunya melakukan penataan pedagang yang ada di bantaran sungai pasar yang kerap menyebabkan pasar semerawut dan menimbulkan kemacetan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Cilegon, Tb Dikrie Maulawardhana menyatakan, pasar kranggot yang merupakan pasar induk di Kota Cilegon menjadi sebuah pasar percontohan yang tertib. Untuk itu, saya tekankan, kepada Kepala UPTD Pasar yang baru untuk segera merancang program. Bukan program 100 hari kerja, tapi 30 hari kerja harus sudah menjalankan program, seperti penataan pasar, apalagi pedagang bantaran sungai itu harus ditertibkan,” kata Dzikri saat acara lepas sambut Kepala UPTD pasar Keranggot, Kamis (19/01/2017).
Dikrie menambahkan, Pemkot Cilegon berencana membangun pasar di tiap kecamatan di Kota Cilegon yang merupakan program kerja masuk kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Di Tahun 2017 ini, pembangunan pasar yang akan didahulukan yaitu pasar Cigading Kecamatan Ciwandan. “Masih akan penganggaran dahulu. Dokumen perencanaannya masih ada di Pak Walikota. Ini kan RPJMD sampai lima tahun kedepan. Sementara untuk tahun ini pembangunan di Cigading. Kita akan membangun disana,” kata tambahnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Kranggot Muhibbin mengatakan, penertiban pedagang bantaran sungai di pintu masuk pasar baru Keranggot Cilegon menjadi sasaran utama program kerjanya. “Pak Kadis menekankan ke kami jangan 100 hari, tapi selama 30 hari sudah punya program kerja yang dapat diselesaikan. Tadi pesan Pak Kadis dari pintu masuk masuk harus ditertibkan. Jadi mulai Senin akan kita kumpulkan personilnya untuk membenahi itu,” kata Muhibin yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubag TU Pasar Kranggot.
Muhibin menjelaskan, keberadaan pedagang yang menempati pinggiran bantaran sungai sebetulnya telah memiliki lahan dan lapak yang berada didalam pasar. Namun lantaran alasan sepi, pedagang lebih memilih berdagang yang tidak pada tempatnya. “Mereka sudah punya kios didalam. Jadi kita akan upayakan pedagang tersebut akan menempati hanggar semula. PR kita untuk 30 hari kedepan akan mensterilkan pedagang kaki lima di bantaran sungai,” tuturnya.
Di Kota Serang, Program Pemerintah Kota (Pemkot) Serang tentang penataan Pasar Induk Rau (PIR) yang ditargetkan selesai pada tahun 2016, hingga saat ini masih belum bisa diselesaikan.
Saat dikonfirmsi, Walikota Serang, Tubagus Haerul Jaman berkilah, hal tersebut hingga saat ini belum usai disebabkan kurangnya dukungan dari semua pihak.
Menurutnya, rencana yang sudah diprogramkan Pemkot Serang tentang penataan PIR tidak bisa dilakukan oleh Pemkot Serang saja namun juga harus mendapatkan dukungan dari pihak lainnya. “Pada awalnya Pemkot Serang akan melakukan penataan perelokasian pedagang, penataan jalan, kebersihan, parkir, dan lainnya namun sampai saat ini belum selesai karena untuk melakukan semua itu perlu dukungan dari pihak lainnya,” ungkap Jaman, Kamis (19/01/2017).
Pihaknya menjelaskan, dalam hal penataan PIR seperti pengelola pasar, masyarakat, pedagang sampai pengelola parkir juga harus bisa bersinergi untuk bisa mewujudkan keinginan Pemkot Serang untuk menata PIR agar lebih baik lagi. “Kita harus sama-sama memahami dan menyadari. Kalau hanya pemerintah saja yang berkeinginan dan tidak disambut semua pihak tidak dapat berjalan. Kan sudah berjalan tapi belum optimal,” tandasnya.
Ia juga menjelaskan, dalam pembangunan ini tidak semua pihak menerima tentang program yang sudah di rencanakan Pemkot Serang dan dirinya juga menginginkan PIR dikelola bersama pihak lainnya. “Rencananya PIR dikelola bersama-sama, tidak mungkin Pemkot saja yang menginginkan rapih namun tidak didukung pihak lain susah juga. Mungkin sedikit pihak ada yang tidak mau juga untuk penataan,” celetuknya. (Red/Rizal/BBC)