Kota Tangerang Raih Piala Adipura Kirana

1923

Kota TangerangPemerintah Kota Tangerang meraih penghargaan bergengsi bidang lingkungan hidup berupa piala Adipura Kirana untuk kategori kota metropolitan. Penyerahan piala ini berlangsung Jumat, 22 Juli 2016 di Kabupaten Siak, Riau oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Juru bicara Pemkot Tangerang Wahyudi Iskandar menyatakan saat ini rombongan wali kota masih di Siak Riau. “Kami berterimakasih dan mengucapkan selamat kepada masyarakat Kota Tangerang atas penerimaan penghargaan ini,” kata Yudi,
Wahyudi mengatakan Kota Tangerang juga meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri dan plakat terminal terbaik. “Adipura rencananya diarak keliling kota hari Sabtu pagi,”ujar Wahyudi.

Dalam salinan daftar penerima penghargaan adipura, Kota Tangerang Banten bersama lima kota metropolitan lain meraih Adipura Kirana. Adipura ini diberikan berdasarkan penilaian gabungan dari lingkungan dan ekonomi untuk mewujudkan kota yang menarik investasi dan pariwisata (attractive city). Hal ini meliputi transparansi, akuntabilitas, mandiri, dan tanggung jawab.

Kota peraih Adipura Kirana kategori metropolitan adalah Kota Semarang Jawa Tengah, Palembang Sumatera Selatan disusul Bandung Jawa Barat, Makassar Sulawesi Selatan dan Jakarta Pusat. Jika dicermati yang menarik kota Tangerang bukan ibukota provinsi seperti lima kota lannya.

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun ini membagi lima piala adipura yakni Adipura Buwana, Kirana, Karya, Bhakti, dan Paripurna. Sementara tahun-tahun sebelumnya hanya ada Adipura dan Adipura Kencana.

Pengamat Lingkungan Hidup Tangerang Ade Yunus menyatakan raihan Kota Tangerang masih bawah Surabaya yang meraih Adipura Paripurna.

“Sebetulnya Kota Tangerang dapat sejajar bahkan melampaui Kota Surabaya, asal melakukan langkah-langkah strategis seperti revitalisasi pasar,” kata Yunus hari ini.

Menurutnya revitalisasi pasar dan relokasi pedagang kaki lima (PKL) kemudian penanganan persoalan kekumuhan pasar tradisional harus dilakukan secara terintegrasi antar OPD dan berkesinambungan.

“Bantuan dana alokasi khusus dari Kementerian Perdagangan berupa revitalisasi mesti jadi momentum untuk memperbaiki tata swakelola pasar tradisional dan di manfaatkan dengan baik dan benar,”kata Yunus.

Tak hanya revitalisasi pasar langkah lain yang mesti dikerjakan seperti tersedia nya lahan untuk pengelolaan sampah di TPST Pasar, yang dilengkapi dengan mesin pencacah dan perlengkapan pendukung lainnya. “Sampah yang diangkut hanya residunya saja” kata Yumus.

Program lain yang mestinya direalisasikan adalah menyelesaikan program 1000 bank sampah, pembinaan dan pendampingan kesadaran 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) yang mesti dilakukan secara massif.

“Rencana Pemkot untuk membangun energy terbarukan di TPA bisa jadi merupakan inovasi, namun jangan melupakan kebutuhan utama yakni TPA berbasis sanitary landfill meski benar- benar beroperasi dengan baik,” kata Yunus.

(Ed/Tmp)