Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Umaimah Wahid menuturkan, orang yang mengkritik Gubermur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) cenderung justru akan di-bully atau mengalami perundungan.
“Akan dibuka atau dicari-cari aibnya. Dalam politik, ini preseden yang tidak baik,” katanya.
Cara berpolitik tersebut dinilai tidak sehat dan tidak baik. Umaimah menyebut opini publik banyak dibentuk media. “Media sebagian besar pendukung Ahok. Diakui atau tidak, kalau mau jujur tanpa tendensius apa pun, media mainstream arahnya ke sana,” kata dia.
Dalam politik, kekuatan modal sangatlah menentukan. Baik itu kekuatan berupa dana, sumber daya, teknologi, termasuk di dalamnya media massa yang menjadi kekuatan membentuk opini publik.
Umaimah mengatakan, para pesaing Ahok dalam ajang Pilkada DKI Jakarta sudah kalah start. Kecuali, jika ada elemen masyarakat tertentu yang mendukung penuh pesaing Ahok. Peluang bagi pesaing Ahok tetap ada, tetapi masalahnya ada atau tidaknya kekuatan para pesaing tersebut seperti dukungan dana dan opini publik.
Isu yang dibangun para pesaing Ahok juga tidak kuat. Citra para pesaing Ahok dinilai belum kuat. Terlebih lagi, kata Umaimah, mereka tidak mempunyai bukti konkret kinerja. “Banyak PR kalau mau mengimbangi Ahok. Tenaga, modal, dan sebagainya harus kuat. Dari satu sisi, itu agak sulit,” ujarnya.
(Han)