Bidikbanten.com, Serang-Minggu, 26 April 2015. Sudah saatnya Banten –khususnya Kota Serang, melek literasi. Dengan ditetapkannya hari buku sedunia yang jatuh pada tanggal 23 April setiap tahunnya oleh UNESCO, membuka jalan bagi generasi muda masa kini. Pasalnya, pada saat ini kaum muda mulai meninggalkan tradisi membaca buku dan lebih tertarik membaca google.
Untuk membangun kembali tradisi membaca, khususnya di wilayah Banten, sejumlah orang yang tergabung menjadi relawan Rumah Dunia memeriahkan Hari Buku Sedunia atau World Book Day 2015, pada Minggu (26/4) di aula Rumah Dunia. Acara diisi dengan launching antologi cerpen, puisi, dan esai dari sejumlah penulis yang tergabung dalam relawan maupun kelas menulis Rumah Dunia. Selain itu, acara juga diisi dengan pembacaan puisi, musikalisasi puisi, dramatisasi cerpen, dan diskusi soal buku.
“Kami harap, kami dapat membuat kegiatan seperti ini kembali mengingat minat baca di masyarakat masih tergantung pada masyarakat itu sendiri.” Ujar bang Jack (25th) selaku ketua pelaksana acara World Book Day 2015 yang juga seorang penulis dan relawan Rumah Dunia.
Selain launching, yang menarik dari kegiatan ini yaitu dibacakannya sebuah Petisi Penulis Muda Banten oleh Abdul salam dan Ardian Je. Petisi tersebut berisi sebuah pernyataan dari para penulis muda di Banten yang mengusulkan, menuntut, dan mendesak, agar para stakeholder terkait di Banten mewadahi serta memberikan apresiasi bagi para penulis muda berbakat. Abdul Salam, yang juga seorang penulis muda di Banten dalam pernyataannya ketika membacakan petisi, perlu diadakannya duta penulis atau duta literasi.
“Duta Pariwisata saja ada, mengapa duta penulis atau duta literasi tidak ada.” Demikian kekecewaan yang dirasakan Abdul Salam dan rekan-rekan penulis muda lainnya. Pernyataan ini bukan hanya ditujukan kepada pemerintah, tetapi juga kepada awak media lokal yang tidak menyediakan ruang bagi sastra.
Terselenggaranya kegiatan ini membuktikan bahwa Banten punya potensi untuk membangun budaya literasi. Melihat banyak bibit-bibit calon penulis baru yang lebih kreatif. Dengan demikian maka literasi di Banten akan semakin “berwarna”.
“Kita itu ‘kan hidup tidak jauh dari menulis dan membaca”. Ujar Dini (21th), seorang mahasiswa semester 6 yang memiliki ketertarikan terhadap dunia literasi.
Reportase: Firda
Editor: RQ