Kalangan mahasiswa menilai kinerja Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rahmi Diani tidak maksimal. Kunjungan Airin ke kampus UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, pada akhir pekan lalu, dituding Koalisi Mahasiwa UIN (KMU) sebagai upaya pencitraan atas kegagalannya itu.
“Airin kami nilai gagal dalam membangun Tangsel, kinerjanya selama ini banyak dibantu oleh swasta, pemerintahan kota sendiri nyaris kehilangan peran karena pasif,” Ujar Sintia Aulia Rahmah, juru bicara KMU, dalam siaran persnya, Ahad (19/10).
Sintia mengatakan wajar apabila survei IGI menempatkan Pemkot Tangsel dengan perolehan terburuk di beberapa aspek. Pada indeks tata kelola pemerintahan, dari 34 Kabupaten/Kota di Indonesia, posisi Pemkot Tangsel berada di posisi 24 dengan mengantongi nilai 4,59.
Dalam hal transparansi, Tangsel mengantongi skor 2,80 untuk kalangan birokrasi, masyarakat sipil 2,74, pejabat politik 1,15 dan terendah masyarakat ekonomi yang hanya mendapat nilai 1,00.
Masalah lain, jelas Sintia, soal audit wajar dengan pengecualian (WDP) yang diraih Pemkot Tangsel beberapa bulan lalu merupakan bukti terang kegagalan Airin dalam pengelolaan keuangan di Tangsel. Juga, kegagalan pembangunan Tangsel tampak kasat mata karena terkonfirmasi oleh maraknya korupsi di lingkungan Pemkot Tangsel.
“Kami mendukung upaya KPK melakukan penyelidikan menyeluruh atas kasus korupsi di Tangsel, seperti kasus yang terjadi di Dinas Kesehatan,” ucap Sintia.
ROL