Kepala Balai Karantina menghimbau kepada semua masyarakat Cilegon untuk curiga, jika ada suatu pihak yang menawarkan daging dengan harga jauh lebih murah atau relative miring dibulan Ramadhan. Daging dengan harga murah itu dikhawatirkan adalah daging celeng atau babi hutan.
Kasus di grebeknya daging celeng yang di bawa dari Sumatera menuju Pelabuhan Cilegon merupakan modus baru. Bambang Haryanto menjelaskan modus penyelundupannya.
“Baru kali ini dengan modus pengangkutannya dengan model curah selama ini, biasanya dibawa dengan box, masing-masing box sekitar 100 kg, yang ini tidak pake box, langsung diatas Trek dengan terpal, mungkin itu modus baru untuk mengelabui petugas dalam melakukan pengawasan. Lapisan bawah itu gergajih kayu, dengan harapan mungkin untuk menahan air, terus dicampur dengan es-es balok.” jelasnya.
Untuk mengantisipasi peredaran daging celeng pihaknya telah melakukan koornidasi dengan masyarakat, hal tersebut diungkapkan oleh ibu Dinas Kesehatan Provinsi Banten.
“Dalam rangka kita antisipasi menghadapi bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri nanti, tentu kita dari Dinas Pertanian dan Perternakan provinsi Banten melakukan monitoring dan pemantauan pada cek point, juga pada pasar – pasar tradisinal, ini dilakukan kerja sama dengan Balai Karantina, aparat setempat dan Dinas Kota.” Hasil pantauan, sebanyak 6.920 daging celeng dimusnahkan dengan cara dibakar dan ditimbun. (Sarif/Acil)