Tiga Jurus Dinsos Cilegon Masih Disarungkan, Nunggu Peluru Anggaran”

133

 

Cilegon — Di tengah semangat mengentaskan kemiskinan, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon malah harus sabar menunggu restu anggaran 2025. Tiga program pamungkas mereka—yang katanya siap bikin warga sejahtera—masih terjebak di ruang tunggu bernama “konfirmasi anggaran.”

Kepala Dinsos Cilegon, Damanhuri, angkat suara soal hal ini. “Kita punya tiga program utama, tapi semua belum bisa jalan karena anggaran belum pasti,” ujarnya, Senin (14/4).

Program pertama, Jaminan Sosial Cilegon Bermartabat (JSCB), digadang-gadang jadi pelindung lansia, disabilitas, dan janda tak mampu. Nominalnya? Satu juta per tahun. “Tapi jangan salah. Janda kaya yang punya kontrakan? Lewat! Yang kayak gitu gak masuk,” tegas Damanhuri, setajam pisau dapur.

Program kedua menyasar anak-anak yatim piatu, dengan bantuan Rp1,2 juta per tahun. Sedangkan yang ketiga, santunan kematian untuk keluarga kurang mampu, senilai Rp2 juta. Tapi ingat, semuanya disaring ketat dari kelurahan sampai kecamatan. Jadi bukan asal ngajuin, ya!

Peluncuran program ini biasanya nampang di triwulan kedua. Namun tahun ini, semuanya on hold sampai ada kejelasan dari bagian anggaran. “Bantuan untuk yatim biasanya dibarengin bulan Muharam, sekarang masih ngaret,” katanya.

Sementara itu, ada kabar segar buat para relawan bencana. Dinsos tengah meracik formasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang bakal dikasih honor Rp500 ribu. Lumayan buat ngopi-ngopi sambil bantu warga.

Dan ini dia yang perlu dicatat tebal: indikator miskin menurut Dinsos Cilegon bukan dari Kementerian Sosial, tapi dari Badan Pusat Statistik (BPS). “Kalau penghasilan di bawah Rp600 ribu per bulan, ya itu udah masuk kategori miskin,” ujarnya. Jadi, gak bisa asal ngaku-ngaku susah.

Damanhuri juga buka peluang perubahan. “Selama programnya bermanfaat, bisa lanjut. Tapi kalau perlu disesuaikan juga gak masalah. Fleksibel, lah,” tutupnya santai. (Red/*)