Orang Tua Resah, Pungutan “Sukarela” di Sekolah Jelang Lebaran Dinilai Memberatkan

172

Cilegon, – Menjelang Hari Raya Idulfitri, sejumlah orang tua murid di berbagai sekolah mengeluhkan pungutan yang diklaim sebagai “sumbangan sukarela” namun bersifat wajib. Pungutan yang berkisar puluhan ribu rupiah per bulan ini telah berjalan selama tiga bulan terakhir dengan dalih sebagai sumbangan dari organisasi pemerintah.

Sejumlah orang tua murid mengaku keberatan dengan pungutan tersebut, terutama karena bertepatan dengan meningkatnya kebutuhan rumah tangga menjelang Lebaran. Harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik semakin memperberat beban ekonomi keluarga, sehingga tambahan pungutan ini justru menambah keresahan.

“Sebenarnya kalau benar-benar sukarela, ya tidak masalah. Tapi kalau sudah diwajibkan dan ada batasan nominal, itu namanya iuran, bukan sumbangan,” keluh salah satu orang tua murid yang enggan disebutkan namanya.

Ia juga menambahkan bahwa tekanan bagi siswa untuk membayar sumbangan tersebut cukup besar. Beberapa anak bahkan merasa takut jika tidak menyetorkan uang, khawatir akan berdampak pada perlakuan dari pihak sekolah.

“Saya tidak bisa menolak, karena anak saya khawatir dimarahi guru atau mendapat perlakuan berbeda. Ini bukan lagi soal membantu sekolah, tapi sudah membebani orang tua,” tambahnya., Selasa (8/3/2025).

Hingga saat ini, belum ada klarifikasi dari pihak sekolah atau instansi terkait mengenai kebijakan tersebut. Namun, orang tua murid berharap ada transparansi dan kebijakan yang lebih adil dalam pengelolaan dana sumbangan, terutama agar tidak memberatkan mereka di saat kondisi ekonomi sedang sulit.

Mereka meminta pemerintah dan dinas pendidikan setempat untuk turun tangan serta memastikan bahwa kebijakan di sekolah benar-benar berpihak kepada kesejahteraan orang tua dan siswa, bukan justru menjadi beban tambahan yang meresahkan. (*/red)