CILEGON – Kejadian pemadaman listrik yang terjadi di Masjid Agung Cilegon, yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat setempat, menimbulkan protes keras dari berbagai kalangan. Banyak warga yang merasa kecewa, dan masalah ini kini jadi sorotan utama, dengan tuntutan agar pengurus masjid segera bertanggung jawab.
Haji Sukiya, warga Gerem, mengungkapkan ketidaksetujuannya atas pemadaman yang dilakukan oleh pihak terkait. “Masjid Agung ini simbol kebanggaan kita, pemadaman listrik seperti ini sangat mengganggu. Seharusnya, hal ini tidak terjadi di tempat sekrusial ini,” ujarnya dengan kesal.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Tb Maman, seorang aktivis lokal, yang menilai bahwa pengurus masjid perlu lebih berperan dalam mengatasi masalah ini. “Tidak perlu demo kepada masyarakat, yang kita soroti itu pengurus masjid. Mereka yang seharusnya lebih bertanggung jawab menjaga fasilitas ini agar tidak terganggu. PLN mungkin salah, tapi pengurus masjid juga harus lebih transparan,” kata Tb Maman tegas.
Sementara itu, Kang Mamat, warga setempat lainnya, mempertanyakan bagaimana pemadaman listrik bisa terjadi di Masjid Agung, yang harusnya punya pengelolaan listrik yang lebih baik. “Pengurus masjid sudah berusaha, tapi bagaimana bisa listrik mati begitu saja? Seharusnya, kalau sudah ada Ketua DKM, masalah seperti ini bisa dihindari,” ungkapnya.
Warga lain juga menambahkan, “Coba disaring ya, biar nggak salah paham. Di kampung aja, listrik selalu tahu jadwal pembayarannya. Kenapa di masjid yang seharusnya jadi kebanggaan kita, bisa sampai mati listrik begitu?” Ungkapan ini menunjukkan kekesalan warga terhadap kelalaian yang terjadi.
Namun, Mastur, seorang aktivis dari Samang Raya, memberikan klarifikasi terkait masalah pemadaman listrik ini. Menurutnya, tindakan pemutusan aliran listrik oleh pihak PLN bukanlah tindakan semena-mena. “Perusahaan PLN tidak semena-mena main putus aliran penerangan. Sebelumnya sudah ada teguran lewat surat, tapi pengurus masjid ini agak ngeyel. Jadi, surat perintah dari pimpinan akhirnya memerintahkan untuk memutus sementara sampai kewajibannya diselesaikan,” ujar Mastur. “Dulurr… makanya aje ngicon bae,” tambahnya dengan nada menegaskan pentingnya pihak pengurus masjid untuk segera menyelesaikan masalah administrasi tersebut.
Kang Hendi, warga Cilegon lainnya, menyoroti pengelolaan dana masjid yang berasal dari berbagai sumber, seperti parkir dan gedung serba guna. “Masjid ini punya penghasilan dari parkir dan gedung serba guna, kemana hasilnya? Kenapa masalah seperti ini bisa terjadi? Pengurus harus lebih transparan dan bertanggung jawab,” tegas Kang Hendi.
Masjid Agung Cilegon memang menjadi pusat kegiatan sosial dan keagamaan bagi masyarakat setempat. Dengan statusnya yang menjadi kebanggaan kota, kejadian pemadaman listrik ini semakin mempertegas pentingnya pengelolaan yang baik dan perhatian lebih dari pengurus masjid.
Ke depan, masyarakat Cilegon berharap masalah seperti ini dapat segera diatasi, dengan pengurus masjid dan pihak terkait bekerja sama untuk memastikan bahwa fasilitas di tempat ibadah ini tetap berjalan dengan lancar dan tidak mengecewakan umat. (*/red)