Kandas Hampir Sebulan, Kapal Pengangkut Batu Bara Belum Dievakuasi di Popole Pandeglang

70

Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara terdampar di perairan Popole, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, sejak hampir sebulan yang lalu. Hingga kini, kapal yang membawa pasokan bahan bakar untuk PLTU Labuan ini belum berhasil dievakuasi. Kejadian tersebut menimbulkan kekhawatiran, mengingat tumpahan batu bara yang tersebar di sepanjang Pantai Laba, yang hingga saat ini belum mendapat perhatian untuk dibersihkan.

Pj Kepala Desa Cigondang, Rusihi, yang dihubungi oleh wartawan pada Jumat (27/12/2024), mengonfirmasi bahwa kapal tersebut masih terdampar dan belum ada upaya evakuasi hingga saat ini. Ia menambahkan bahwa kondisi ini sudah berlangsung cukup lama dan menyebabkan kerusakan pada lingkungan pesisir setempat, khususnya dengan tercemarnya pantai akibat batu bara yang tercecer.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pandeglang, Winarno, juga membenarkan bahwa proses evakuasi kapal tongkang tersebut tertunda. Menurutnya, cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut menjadi salah satu faktor utama yang menghambat upaya evakuasi. “Kami harus menunggu cuaca yang lebih baik dan hasil analisis dari tim asuransi kapal sebelum melakukan evakuasi,” jelas Winarno.

Pemerintah daerah, melalui dinas terkait, sudah melaporkan kejadian ini kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Banten. Namun, hingga saat ini, dampak lebih lanjut terhadap ekosistem pantai dan lingkungan sekitar belum dapat dipastikan. Winarno mengatakan bahwa evaluasi dampak lingkungan akan dilakukan oleh tim Gakkum dari DLHK Provinsi Banten atau bahkan Gakkum KLH pusat, yang akan turun ke lokasi untuk menilai kerusakan yang mungkin ditimbulkan akibat tumpahan batu bara.

Sementara itu, warga setempat berharap agar segera ada tindakan dari pihak berwenang untuk membersihkan tumpahan batu bara yang dikhawatirkan dapat merusak ekosistem pantai dan kehidupan nelayan. Seiring berjalannya waktu, kekhawatiran akan dampak lingkungan yang lebih besar semakin meningkat, dan mereka menantikan langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. (*/red)