Karyawan PT Putra Master Ancam Turun ke Jalan Jika Tuntutan Tak Dipenuhi Dalam 3×24 Jam

805

 

 

Dalam suasana rapat yang penuh semangat perjuangan, ratusan karyawan PT Putra Master berkumpul di Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon,pada minggu 13/10/2024.

 Pertemuan ini bukan sekadar musyawarah, melainkan momen krusial yang dipenuhi ketegangan. Karyawan dari berbagai daerah, seperti Lampung, Tangerang, Bekasi, Tanjung Priok, dan Kalimantan, datang dengan satu tujuan: memperjuangkan hak yang telah lama diabaikan.

Dalam pertemuan ini, suara karyawan yang terpinggirkan terdengar jelas. Mereka mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap perusahaan yang telah melanggar hak-hak mereka, termasuk gaji yang tak dibayarkan selama lebih dari satu tahun. Air mata dan amarah bercampur aduk, menciptakan atmosfer emosional yang menggetarkan jiwa. Tak sedikit dari mereka yang menceritakan kesulitan hidup yang mengancam, bahkan kehilangan nyawa karena tidak mampu membayar biaya pengobatan.

Dalam pernyataan tegas, karyawan menolak tawaran perjanjian yang dianggap merendahkan. Dengan semangat yang berkobar, mereka sepakat memberikan waktu tiga kali 24 jam kepada manajemen untuk memenuhi tuntutan mereka. Jika perusahaan masih membisu, aksi turun ke jalan akan menjadi pilihan terakhir. Sebuah ultimatum yang jelas: keadilan atau huru-hara.

Karyawan bertekad untuk mengawasi setiap langkah perusahaan. Mereka tidak hanya menunggu; jika tak ada respons, mereka akan melaporkan kasus ini ke instansi lebih tinggi. Para karyawan sudah merencanakan demonstrasi yang akan mengguncang Kota Cilegon, menuntut perhatian publik dan media. Mereka bertekad membuat suara mereka didengar oleh dunia.

Ketidakadilan ini telah menimbulkan dampak yang menghancurkan. Banyak karyawan terjebak dalam kemiskinan, dan beberapa di antaranya terpaksa berpisah dari keluarga karena beban ekonomi yang tak tertanggungkan. Kisah-kisah memilukan tentang orang yang kehilangan harapan, bahkan nyawa, menjadi sorotan dalam diskusi mereka. Musyawarah ini adalah kesempatan terakhir untuk membangkitkan harapan yang hampir padam.

Musyawarah kerja ini menjadi tonggak bersejarah bagi para karyawan PT Putra Master. Dengan tekad bulat, mereka bersiap untuk menghadapi segala risiko demi keadilan dan kesejahteraan. Jika perusahaan tetap membisu, suara mereka akan bergema di jalanan, menuntut hak yang seharusnya mereka miliki.(*/red)