Dinamika Politik Banten: Jejak Koalisi Golkar-PDIP dalam Pilkada Sejak 2006″

127

Sejarah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Provinsi Banten seringkali teridentifikasi dengan kerjasama antara dua partai besar: Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sejak diterapkannya sistem demokrasi langsung, kedua partai ini memiliki peran signifikan dalam menentukan kepemimpinan di daerah tersebut. Berikut adalah gambaran singkat mengenai dinamika koalisi ini dalam Pilkada Banten.

Pada Pilkada Banten 2024, koalisi antara PDIP dan Golkar kembali terlihat dengan pengusungan pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi. Selain kedua partai tersebut, pasangan ini juga didukung oleh beberapa partai lain, termasuk Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Ummat, Partai Buruh, dan PKN.

Koalisi PDIP dan Golkar dalam Pilgub Banten pertama kali tampak pada Pilgub 2006. Saat itu, kedua partai ini bersama beberapa partai lain mengusung pasangan Ratu Atut Chosiyah dan HM Masduki. Hasilnya, pasangan ini sukses memenangkan kontestasi melawan tiga pasangan calon lainnya.

Kemudian pada Pilgub Banten 2011, kerjasama yang serupa menghasilkan kemenangan bagi pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno. Pasangan ini berhasil mengalahkan dua kandidat lainnya dan melanjutkan kekuasaan.

Namun, koalisi antara Golkar dan PDIP mengalami keretakan pada Pilgub Banten 2017. Pada kesempatan itu, PDIP bergabung dengan Nasdem dan PPP untuk mengusung pasangan Rano Karno-Embay Mulya Syarief, sedangkan Golkar mencalonkan Wahidin Halim-Andika Hazrumy dengan dukungan dari Demokrat, PKB, Hanura, Gerindra, PKS, dan PAN. Hasilnya, pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy berhasil memenangkan Pilgub Banten 2017 dengan perolehan suara sebesar 50,95%.

Perkembangan ini mencerminkan dinamika politik yang terus berkembang di Banten, dengan koalisi partai yang sering berubah mengikuti dinamika politik dan kepentingan masing-masing. (KD)