Santri Pondok Pesantren Darut Tauhid Dalami Ilmu Jurnalistik dan Medsos untuk Dakwah yang Lebih Luas

117

Santri Pondok Pesantren Darut Tauhid yang terletak di Injelan, Desa Panggung, Kecamatan Sampang, baru-baru ini mendapatkan kesempatan berharga untuk belajar jurnalistik dan pengelolaan media sosial melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh Jawa Pos Radar Madura (JPRM). Acara pelatihan ini berlangsung pada Rabu malam, 7 Agustus, bertempat di perpustakaan pondok.

Hendriyanto, Pimpinan Umum RadarMadura.id dan mantan Ketua LTN NU Sampang, menjadi pemateri dalam pelatihan ini. Materi yang disampaikan berfokus pada pengelolaan dan manajemen konten media sosial, yang penting untuk memaksimalkan dampak dakwah di era digital saat ini.

Peserta pelatihan adalah santri tingkat tsanawiyah dari kelas 1 hingga kelas 3. Selama dua malam, mereka mendapatkan pembekalan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat dan mengelola konten media sosial secara efektif.

Hendriyanto memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini, dengan menekankan pentingnya literasi media bagi santri. Ia menjelaskan bahwa pemahaman tentang media sosial memungkinkan santri untuk menyebarkan pesan dakwah secara lebih luas, tidak terbatas pada lingkungan pondok dan masjid. “Dengan keterampilan ini, santri dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan lebih beragam,” ungkap Hendriyanto.

Selain itu, Hendriyanto berharap pelatihan ini juga akan membantu santri untuk tidak mudah terprovokasi oleh konten hoaks dan menjadi lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial. Pengetahuan yang cukup akan melindungi mereka dari pelanggaran Undang-Undang ITE dan dampak negatif lainnya.

Pembina Tim KTI Media El-Faqih PP Darut Tauhid, Moeltazam, menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membekali santri dengan keterampilan dakwah bil kitabah, yaitu dakwah melalui tulisan. Ia menjelaskan pentingnya pengembangan ide dan imajinasi sesuai dengan kaidah dan etika jurnalistik agar santri dapat memahami pengelolaan media digital secara efektif.

“Di era digitalisasi yang berkembang pesat ini, penting bagi santri untuk memiliki pengetahuan jurnalistik agar dapat menyaring informasi dengan baik,” kata Moeltazam. Ia berharap pelatihan ini dapat menghasilkan generasi penulis muslim yang dapat menyebarkan pesan-pesan Islami secara menarik dan mudah dipahami, serta membentuk komunitas jurnalis muslim yang berkomitmen pada kebenaran dan integritas tinggi.

Moeltazam juga menegaskan komitmennya untuk terus membimbing santri agar mampu menulis dengan baik dan berperan aktif dalam menangkal hoaks di masa depan. “Kami berharap kegiatan ini bermanfaat dan kami akan terus mendampingi santri dalam pengembangan keterampilan menulis mereka,” ujarnya.

Editor: Hans Jo