Jokowi Ungkap Tantangan Ekonomi Kedepan Semakin berat, 22 Negara Stop Ekspor Pangan!

365

images (3)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan tantangan ekonomi ke depan semakin berat karena bertambah. Hal ini terjadi imbas gejolak yang terjadi di dunia seperti perubahan iklim hingga perang.

“Dunia semakin tidak jelas. Tantangan yang kita hadapi juga tidak semakin berkurang tapi semakin bertambah,” kata Jokowi di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Ia menjabarkan seperti perubahan iklim sebelumnya dianggap sesuatu yang absurd, kini dampaknya sudah mulai terasa. Seperti kekeringan super El Nino yang membuat produksi beras hampir turun di semua negara.

“22 negara juga mengerem (ekspor pangan), stop tidak ekspor beras lagi ini lah kondisi yang dulu tidak pernah kita hitung tapi muncul,” kata Jokowi.

Selain itu pelemahan ekonomi global terjadi, juga kebijakan yang diambil negara maju seperti Amerika Serikat seperti kenaikan suku bunga juga membuat situasi semakin rumit bagi negara berkembang.

“Capital outflow semua lari balik ke Amerika, semakin juga merumitkan kita semua,” kata Jokowi.

Ditambah, lanjut Jokowi, peperangan yang belum jelas berakhir seperti Ukraina dengan Rusia. Kini ditambah dengan perang antara Hamas dan Israel juga semakin mengkhawatirkan. Karena berpotensi melebar hingga negara lainnya seperti Lebanon, Suriah, hingga Iran.

“Dan akan semakin merumitkan masalah ekonomi semua negara karena harga minyak pasti naik,” kata Jokowi.

“Saya cek kemarin harga (Minyak) Brent masih US$ 89 per barrel tapi kalau meluas seperti tadi yang saya sampaikan kita nggak ngerti, bisa mencapai US$ 150 per barrel. ini harus kita waspadai,” kata Jokowi.

Untuk itu ia mewanti-wanti semua pihak untuk mewaspadai sentimen ini terhadap ekonomi dalam negeri, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Menurutnya meski Indonesia sudah memiliki arah kebijakan atau peta jalan untuk menopang ekonomi di masa depan seperti hilirisasi, namun masih harus detail diawasi dalam implementasinya.

“Kerja detail, di cek yang betul, kerja lapangan diawasi dan dicek di lapangan, artinya kerja mikro itu penting sekali, bottlenecking diselesaikan, memang kerja sekarang tidak bisa yang makro saja, tidak bisa, dan punya tim masing-masing untuk mengawal di lapangan,” jelas Jokowi.