BPS Buka-bukaan, Biang Kerok Harga Beras Naik Gila-gilaan Terkuak

768

images (45)

Badan Pusat Statistik (BPS) buka-bukaan soal penyebab harga beras naik gila-gilaan. Apa penyebabnya?

“Kenaikan beras memang sudah terdeteksi di tingkat produsennya yaitu adanya kenaikan harga gabah baik GKP (Gabah Kering Panen) maupun GKG (Gabah Kering Giling). Di antaranya fenomena yang diperoleh adalah adanya persaingan penawaran harga oleh pembeli gabah itu sendiri baik kepada petani maupun penggilingan,” terang Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Jumat (1/9/2023).

Selain itu, jumlah produksi beras berkurang lantaran masa panen sudah berakhir pada Juli 2023 lalu.

“Perkiraan luas panen atau produksi di Agustus 2023 kalau berdasarkan catatan kerangka sampel area yang dilakukan BPS, jika dibandingkan Juli 2023, maka di Agustus memang mengalami penurunan sebesar 1,55% dan produksi padi diprediksi juga turun 4,01%,” beber Pudji.

Dari 1.837 transaksi penjualan gabah di 27 provinsi selama Agustus 2023, tercatat transaksi GKP 58,52%, GKG 26,57% dan gabah luar kualitas 14,92%. Rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp 5.833 per kg atau naik 3,62% dan di tingkat penggilingan Rp 5.979 per kg atau naik 3,74% dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Kemudian rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp 6.760 per kg atau naik 5,82% dan di tingkat penggilingan Rp 6.868 per kg atau naik 5,57%. Lalu harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp 5.712 per kg atau naik 5,30% dan di tingkat penggilingan Rp 5.829 per kg atau naik 4,66%.

Pada Agustus 2023, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 11.754 per kg, naik 1,88% dibandingkan bulan sebelumnya.

Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 11.475 per kg atau naik 3,19% dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 10.525 per kg atau naik 2,16%.

“Dibandingkan dengan Agustus 2022, rata-rata harga beras di penggilingan pada Agustus 2023 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 18,72%; 22,62%; dan 16,05%,” papar Pudji.

Beras pun menjadi penyumbang inflasi terbesar pada Agustus 2023 baik secara bulanan (month to month/mtm) maupun tahunan (year on year/yoy).

Pudji mengatakan inflasi beras pada Agustus 2023 mencapai 1,43% (mtm) dengan andil inflasi 0,05%. Secara tahunan, inflasi beras terjadi sebesar 13,76% atau tertinggi sejak Oktober 2015 dengan andil inflasi 0,41%.

“Inflasi bulanan beras pada Agustus 2023 ini merupakan tertinggi sejak Maret 2023, di mana sebelumnya pada Februari 2023 beras mengalami inflasi sebesar 2,34%. Secara tahunan, inflasi beras Agustus 2023 ini merupakan tertinggi dalam beberapa tahun. Terakhir kali inflasi beras secara tahunan yang juga cukup tinggi terjadi pada Oktober 2015 yaitu sebesar 13,44%,” ujar Pudji.