Pembangunan jalan lingkar Utara (JLU) dirasakan banyak menciptakan manfaat bagi masyarakat kota Cilegon, namun pemerintah Kota Cilegon yang dinahkodai Helldy Agustian sebagai Walikota Cilegon seolah tak memiliki sense of crisis (kepekaan) terhadap aspirasi masyarakatnya sendiri.
Padahal, hingga saat ini proyek JLU Kota Cilegon telah menelan anggaran ratusan miliar dan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.
Hal itu setidaknya terlihat dari keseriusannya dalam percepatan pembangunan jalan di wilayah lingkar Utara, jalan penghubung Cilegon di wilayah Cilegon Utara yang dinilai banyak menciptakan manfaat bagi masyarakat.
Namun anehnya, pemerintahan yang dibangun dari koalisi partai ini seolah kurang bersemangat dalam melanjutkan pembangunan yang sudah dirancang oleh pemerintahan sebelumnya. Akibatnya, sejumlah Mega proyek sarat manfaat bagi masyarakat yang sudah setengah jalan itu pun terbilang mandeg atau jalan ditempat, alias mangkrak.
Seperti contohnya pembangunan waduk buatan atau tandon di sejumlah wilayah yang sudah menghabiskan duit milyaran yang saat ini status pembangunannya berjalan ditempat, yang tersisa di pembangunan tandon ini hanya kolam besar yang tak terawat lantaran kelanjutan pembangunannya tak jelas.
Sejumlah warga pun akhirnya memberanikan diri angkat bicara terkait kejelasan program pembangunan diwilayahnya. Rohman, warga Grogol yang domisinya tak jauh dari JLU seringkali mencari tahu kejelasan pembangunan jalan diwilayahnya, namun upaya warga yang menginginkan kejelasan pembangunan jalan diwilayahnya itu tak menemukan jawaban yang pasti lantaran tak banyak pihak mengetahui soal kejelasan pembangunan jalan tersebut.
“Padahal Walikota sebelumnya sudah merancang pembangunan jalan yang memiliki banyak manfaat ini, tapi kenapa tak kunjung diselesaikan yah”? Ucap pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang ini, Rabu (13/7/2023).
Hal serupa ditanyakan Saeful, warga wilayah Sukmajaya, kecamatan Jombang kota Cilegon yang juga mempertanyakan kejelasan lanjutan pembangunan tandon diwilayahnya. Bahkan pria yang berprofesi sebagai guru ngaji ini khawatir dengan kondisi pembangunan tandon diwilayahnya lantaran dibiarkan mangkrak.
“Saya seringkali mengingatkan warga supaya berhati-hati jika melewati tandon itu karena kan safety keamanannya belum maksimal takutnya ada warga yang jattu tergelincir karena pagar keamanan tandon itu hanya pakai pagar kawat dan itu juga sudah lama tidak ada perawatan”ungkapnya.