Kemelut perselisihan antara Serikat Karyawan dan perusahaan PT Lintas Buana Kasei (LBK) nampaknya belum menemukan titik terang, bahkan memasuki babak baru usai pertemuan antara Serikat Karyawan dan perusahaan.
Melalui keterangan tertulisnya yang diterima Redaksi Bidik Banten, ketua Serikat Karyawan (SKLBK) Yusrizal menyatakan apa yang dituduhkan pihak perusahaan terhadap karyawan yang dinilai tidak berempati terhadap kondisi perusahaan merupakan kebohongan, Yusrizal membeberkan sejumlah bukti-bukti bahwa karyawan LBK telah berjibaku membantu kondisi keuangan perusahaan dengan cara merelakan sejumlah haknya tidak di berikan demi kelangsungan kinerja perusahaan.
“Sehubungan dengan Penjelasan Perusahaan pada tertanggal 30 Maret 2021 terkait pertemuan antara Serikat Karyawan SKLBK dan Tim PT. Lintas Buana Kasei yang mana perusahaan meminta pembatalan perjanjian bersama pada tanggal 22 Agustus 2016, pada dasarnya Serikat Karyawan PT. Lintas Buana Kasei sangat memahami kondisi keuangan perusahaan maka dari itu SKLBK mendukung untuk membatalkan perjanjian bersama itu. Namun bukan berarti tanpa kompensasi apapun”tegas Rizal.
Dukungan Serikat Karyawan LBK, lanjut Rizal, dibuktikan dengan menerima beberapa langkah kebijakan yang diambil pihak perusahaan.
“Seperti menghilangkan Insentif bulanan, penundaan pinjaman karyawan, pemangkasan lembur serah terima pekerjaan, penundaan pembayaran gaji yang seharusnya tanggal 27 setiap bulan menjadi akhir bulan dan beberapa point lainnya. Itu semua kami terima dan menjadi bukti sikap kami Serikat Karyawan PT LBK sangat berempati dengan kondisi perusahaan. Namun kenyataannya kami malah dituding tidak memiliki empati terhadap kondisi perusahaan, itukan merupakan kebohongan”jelas Rizal, Rabu (31/3/2021).
Bahkan saat kondisi perusahaan terpuruk selama pandemi Covid -19, sambung Rizal, karyawan sangat memahami kondisi ini sehingga ketika perusahaan melakukan perubahan system di Operasional, karyawan begitu bersemangat.
“Dan ini bisa dibuktikan dengan meningkatnya pendapatan PT. LBK di awal tahun 2021, sehingga kerja keras kami membuahkan hasil dan kami semakin optimis dengan kondisi perusahaan dan akan menjadi lebih baik lagi kedepannya”ucap Rizal.
Namun sayangnya, menurut Rizal, optimisme karyawan tidak sejalan dengan kemauan pihak perusahaan.
“Bahkan anehnya perusahaan cenderung membebani karyawan dengan menjadikan persoalan Dedikasi dan Loyalitas menjadi masalah kerugian perusahaan inikan aneh dan mengada-ada namanya. Maka kami menilai perusahaan tidak memiliki itikad baik terhadap masalah ini dan kami akan terus memperjuangkan apa yang menjadi hak kami, apapun resikonya karena kami sudah muak dengan kesepakatan-kesepakatan namun ujung-ujungnya mereka yang membatalkan secara sepihak”ucap Rizal.
(KD/Red)