Bergulirnya tahapan pemilihan Musyawarah Kota (Mukota) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Cilegon yang bakal digelar di Hotel Mangku Putra pada Sabtu, (13/2/2021) besok menuai penolakan dari salah sejumlah tokoh dan pemerhati budaya silat.
Zaenal Arifin selaku pemerhati seni budaya silat mengatakan bahwa pelaksanaan Muskota IPSi yang digelar tersebut terkesan tergesa-gesa dan tidak memberikan ruang terbuka publik, terlebih saat ini masyarakat kota Cilegon tengah menghadapi situasi wabah Pendemi Covid 19.
“Menurut saya ada beberapa hal yang harus dijadikan acuan pertimbangan sebelum dilaksanakan Muskota IPSI tersebut. Pertama kita inikan sedang mengalami situasi tidak normal dengan adanya wabah Pendemi Covid 19 dimana kita harus benar-benar menjaga kesehatan diri kita ditengah situasi ini, lha ini malah digelar pemilihan ketua IPSI, dimana Urgensinya? Sedangkan pelantikan Walikota saja ditunda karena Covid. Yang kedua adanya tahapan proses yang tidak sesuai mekanisme dalam pelaksanaan Mukota IPSI tersebut, dimana dalam AD/ART nya sudah tidak sesuai dengan pelaksanaannya. Nah ini semua kami sayangkan karena dapat berakibat tidak berjalannya demokrasi di organisasi ini”terangnya, Juma’at (12/2/2021) sore
Sementara itu, Husen Saidan selaku pemerhati budaya silat Banten juga mengkritisi pelaksanaan Mukota IPSI yang dinilainya tidak sesuai mekanisme pemilihan, bahkan Husen menyebut Muskota IPSI bisa cacat hukum lantaran sejumlah hal dilanggar oleh pihak penyelengggara.
“Dimana-mana dalam organisasi yang akan melaksanakan pemilihan ketua apalagi IPSI inikan organisasi resmi yang menaungi budaya silat, harusnya ada sosialisasi pemilihan dan harus mengacu ke AD/ART. Nah di AD/ART itukan sudah jelas di pasal 9 bab pengurus yang menyatakan bahwa masa bakti pengurus IPSI adalah empat (4) tahun maksimal 2 periode berturut-turut kecuali keadaan khusus, terhitung mulai ditetapkannya pengurus IPSI yang bersangkutan.apakah itu sudah sesuai dengan AD/ART yang ada? Kemudian saat inikan kita sedang menunggu pelantikan Walikota yang baru terpilih dan ditunda pelantikannya, kenapa ini malah dipaksakan pelaksanaan Muskota, lebih penting mana dengan pelantikan Walikota? Mestinya ditunda dulu sampai dilantiknya Walikota yang baru. Karena jika dipaksakan berpotensi kerawanan keamanan karena acara itukan pastinya ada kerumunan, sedangkan kerumunan massa sekarang ini dilarang karena protokol kesehatan. Dan pelaksanaan Muskota ini sebaiknya ditunda dulu dengan pertimbangan menjaga pihak-pihak yang menolak Muskota karena jika dipaksakan juga bakal berpotensi konflik antara yang pro dan yang kontra dengan Muskota itu. Dan dalam catatan kinerja kami, kepengurusan IPSI saat ini tidak memiliki kinerja yang bagus untuk masyarakat Cilegon bahkan mengecewakan, satu contoh kemari ada pesilat cilik yang bernama Bagus warga Ramanuju yang berprestasi di kancah internasional tapi kami lihat dari IPSI Cilegon tidak ada apresiasi bahkan tidak ada pembinaan untuk peguron maupun padepokan. Disitulah saya menilai IPSI Cilegon ini harus belajar dari kepemimpinan Pak Aat Almarhum yang telah berhasil membina peguron dan padepokan. Oleh karenanya saya meminta Muskota IPSI ini ditunda dulu jika tidak ingin timbul persoalan”jelas Husen. (Red)