Ada sejumlah investasi yang cocok untuk anak muda. Bahkan saat ini akses berinvestasi pun sudah semakin mudah dan bisa dilakukan kapan saja.
Investasi sendiri merupakan kegiatan menanamkan sejumlah modal, dengan harapan dapat memperoleh keuntungan berlipat di kemudian waktu.
Jenis investasi sangat beragam, mulai dari uang, saham, properti, emas dan masih banyak lagi. Bahkan, setiap bentuk investasi memiliki cara bermain yang berbeda-beda serta perlu skill berbeda.
Terjun ke dunia investasi tidak menjamin seseorang akan selalu untung. Tak sedikit ada yang merugi karena berbagai faktor dan risiko dari investasi tersebut.
Bagi Anda khususnya anak muda yang tertarik berinvestasi, kenali dulu jenis investasi berikut penjelasan yang lengkap dengan manfaat serta risikonya.
1. Deposito Berjangka
Rekomendasi instrumen investasi pertama bagi anak muda adalah deposito berjangka, dengan besaran nominal investasi yang beragam.
Beberapa bank biasanya telah menetapkan angka minimal tertentu pada tahap awal pembukaan deposito berjangka, namun ada juga yang tidak.
Manfaat Investasi Deposito Berjangka
Dibanding tabungan biasa, deposito berjangka bisa memberikan 3 kali lipat suku bunga yang dinilai lebih menguntungkan.
Walaupun memiliki sejumlah persyaratan, investasi deposito berjangka ini terbilang aman karena terjamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Selain itu, pemilik dana berpeluang mengakses rekening deposito tersebut. Bahkan, jangka waktunya dapat ditentukan sendiri oleh pemodal, mulai dari bulanan hingga tahunan.
Risiko Investasi Deposito Berjangka
Risiko dari deposito berjangka adalah bentuk hasil investasi yang didapat tergolong lebih rendah dari saham atau obligasi. Dengan adanya pergerakan inflasi setiap tahun, modal deposit pun cenderung ikut tergerus dan menurun nilai mata uangnya.
Risiko lain deposito adalah nilai investasi pada deposito berjangka tidak akan pernah bertambah. Hal ini terjadi karena adanya keterlibatan pemilik modal yang bisa mengakses dana tersebut.
2. Peer to Peer Lending
Investasi yang cocok untuk anak muda berikutnya adalah peer to peer lending, yaitu kegiatan finansial dengan pendekatan menghubungkan antara pemberi modal dan peminjam.
P2P lending di Indonesia saat ini sudah sangat banyak, dan cukup menarik minat investor dalam melakukan investasi berbasis pendanaan online.
Manfaat P2P Lending
Dari sisi manfaat, investor yang menanamkan modal melalui P2P lending bisa meraup return tinggi hingga 20 persen dalam setahun, bahkan melebihi bunga deposito.
Selain itu, platform P2P lending memfasilitasi aneka produk bisnis yang bebas dipilih oleh pemodal, sehingga dapat membantu investor mengetahui arah pendanaan.
Ada juga P2P lending khusus investasi bagi pendanaan Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain menjadi penyokong dana, investor pun turut membangun perekonomian negara lewat UKM.
Risiko P2P Lending
Sama seperti jenis investasi lain, P2P lending juga memiliki sejumlah risiko yang berpeluang merugikan investor.
Bentuk kerugian dari investasi di P2P adalah pemodal tidak leluasa meminta uangnya kembali kepada peminjam sebelum batas waktu dari kontrak perjanjian pendanaan selesai.
Terdapat kemungkinan risiko modal investasi lenyap, jika investor tidak teliti dalam menanamkan modalnya melalui peer to peer lending.
Penting memilih platform P2P lending yang terpercaya dengan rekam jejak transparan, serta terdaftar dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Reksadana
Mutual fund atau reksadana adalah wadah untuk berinvestasi khususnya bagi pemodal kecil yang tidak memiliki waktu atau keahlian terbatas dalam mengelola investasi.
Jenis-jenis Reksadana
Secara umum reksadana terbagi menjadi empat jenis, yaitu reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham.
1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksadana pasar uang adalah berinvestasi penuh pada instrumen pasar uang, seperti deposito berjangka (time deposit), sertifikat deposito (certificate of deposit), sertifikat bank Indonesia (SBI), surat berharga pasar uang (SBPU) dan obligasi, dengan masa jatuh tempo di bawah 1 tahun untuk menjaga likuiditas serta pemeliharaan modal.
Investasi reksadana pasar uang ini memang disarankan bagi investor pemula, karena risikonya terbilang paling rendah dibanding reksadana lain.
Selain itu, reksadana pasar uang merupakan salah satu instrumen investasi yang tetap stabil serta cocok untuk berinvestasi dalam waktu singkat dan menguntungkan.
2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Fixed income fund merupakan reksadana yang menginvestasikan minimal 80 persen asetnya ke dalam bentuk obligasi atau efek utang.
Investasi reksadana pendapatan uang bertujuan untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Namun, risikonya lebih besar dari reksadana pasar uang.
Reksadana pendapatan tetap disarankan bagi investor konservatif yang memiliki tujuan keuangan jangka menengah 3-4 tahun, karena nilainya tidak berfluktuasi.
3. Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)
Berikutnya reksadana campuran dengan sistem mengalokasikan dana investasi ke dalam portofolio yang bervariasi yaitu saham, obligasi atau campuran keduanya.
Reksadana campuran ini memiliki tingkat toleransi risiko menengah, karena potensi tingkat pengembalian relatif tinggi dibanding reksadana pendapatan tetap.
Pembelian reksadana campuran bisa didapat melalui perusahaan aset manajemen, perbankan atau online seperti fintech.
4. Reksadana Saham (Equity Fund)
Reksadana saham yaitu menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen harta kekayaan (aktiva) dalam bentuk efek atau ekuitas. Portofolio reksadana ini adalah saham. Manajer investasi akan mengelola portofolio dengan menjual dan membeli saham.
Keuntungan dan kerugian equity fund ditentukan dari naik turun harga saham itu sendiri, sehingga risikonya lebih besar tapi memiliki return yang lebih tinggi.
Manfaat Reksadana
Manfaat berinvestasi di reksadana adalah efisiensi waktu. Modal yang ditanam oleh investor sudah jelas dikelola oleh manajer investasi profesional.
Selain itu, reksadana memiliki likuiditas tinggi. Investasi tersebut dapat dicairkan maupun dijual kapan saja dengan harga yang berlaku pada saat ingin dijual atau dicairkan.
Investasi reksadana juga dapat dibeli dengan harga minim, bahkan saat ini sudah banyak produk reksadana yang bisa disesuaikan dengan modal yang dimiliki.
Risiko Reksadana
Disamping manfaat, reksadana juga memiliki peluang risiko yang dipengaruhi oleh turunnya harga efek yaitu saham, obligasi, dan lainnya, yang masuk dalam portofolio reksadana.
Risiko likuiditas saat pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption),membuat manajer investasi harus menyediakan uang tunainya sehingga cukup rumit.
Risiko terburuknya adalah wanprestasi atau bangkrutnya saham dan obligasi yang menjadi portofolio reksadana, hingga menyebabkan penurunan nilai aktiva bersih (NAB).
Tiga jenis investasi yang cocok untuk anak muda seperti di atas memang tidak terlepas dari manfaat dan risikonya.
Namun, risiko berinvestasi tersebut bisa saja terlewati asalkan sudah paham betul mengenai profil investasi dan disesuaikan dengan tujuan keuangan Anda. (Fajri)