Adanya laporan dan pemberitaan yang beredar soal dugaan tindak asusila yang diduga dilakukan oleh HS belakangan membuat pihak keluarga HS merasa tak nyaman, terlebih setelah pihak Polres Cilegon menerbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO) atas nama HS.
Nurbaiti selaku istri dari HS menuturkan prihal terjadinya peristiwa yang merugikan pihak keluarganya tersebut.
“Awal kejadiannya bermula dari permintaan tolong pihak keluarga si cewek itu ke suami saya, mereka minta tolong supaya si A itu dilindungi dirumah ini karena di kampungnya si A sedang ada masalah di gerebek bersama cowoknya, dan yang ngegerebek itu orang tuanya sendiri. Coba dimana logikanya ada orang tua menggerebek anaknya sendiri, coba dimana logikanya? orang tua macam apa coba yang seperti itu, yang ada itu aib anak harusnya ditutupi oleh orang tuanya kemudian mendidik anak itu bukan malah membongkar aib anaknya, saya nitip anak saya yah, terserah kakang mau diapain aja anak saya ini, namun suami saya enggak langsung mengiyakan permintaan keluarga itu, suami saya minta pendapat dan persetujuan saya sebagai istrinya. Akhirnya kami setuju menerima dia dan karena masih usia sekolah maka kamipun menyekolahkannya” Ungkap Nurbaiti istri HS mengawali kesaksiannya kepada sejumlah media di kediaman adik HS dilingkungan Rawa Arum, Kamis (3/9/2020) siang.
Perempuan tiga anak ini menuturkan, setelah kejadian itu orang tua perempuan itu menghubungi suami saya bilangnya minta perlindungan. “Karena kakak si A inikan dapat kerjanya dibantu oleh suami saya, saat keluarganya enggak punya uang mau jajan mintanya ke keluarga saya, malah keluarganya itu menawarkan anaknya ke suami saya dengan bahasa kalau mau anak saya tinggal pilih aja mau adiknya apa kakaknya, katanya. Itukan sudah gak beres, tadinya saya berfikir itu cuma becanda aja makanya saya gak menanggapi itu serius”tuturnya.
Namun belakangan, Nurbaiti sebagai istri HS mencium sesuatu yang tidak beres dengan keluarga itu, mulai dari prilaku tak wajar dari perempuan yang dititipkan keluarganya kepada suaminya itu sampai desas desus di kampung yang mengungkapkan bahwa wanita yang dititipkan ke suaminya itu di isukan sudah di nikahi oleh HS dan diberikan rumah beserta isinya. Tak hanya sampai disitu ceritanya berkembang, lantaran isunya sudah dinikahi maka keluarga perempuan pindah ke rumah yang di Palas.
“Saya kan sebagai istri sah nya HS merasa kaget dan syok mendengar gunjingan tetangga di kampungnya seperti itu, kok jadi begini ceritanya, bahkan kalau boleh saya cerita soal kelakuan anak itu selama tinggal di rumah yang di Palas itu banyak kang, seperti sering memakai baju-baju dan perhiasan saya, dan saya taunya dari tetangga saya yang di Palas yang bilang ke saya kalau baju dan perhiasan saya sering dipakai oleh perempuan itu.dan selama tinggal di Palas pun perempuan itu tidurnya di kamar saya. Itukan sudah keterlaluan”terang Nur.
Atas beredarnya isu yang merugikan diri dan keluarga suaminya itu, Nurbaiti meminta kepada keluarga A supaya mengosongkan rumah yang ditempati itu, selang beberapa waktu berlalu Nur sering mendapat ancaman dari nomor tak dikenal yang mengancam akan melaporkan kelakuan buruk suaminya, dan belakangan baru diketahui bahwa itu hanya akal-akalan saja.
“Waktu itu saya sedang tidur bersama suami saya HS di kamar kami, jadi bagaimana mungkin kalau suami saya macam-macam bersama perempuan itu”ujar Nur.
“Saya kan kadang-kadang tinggal di Keserangan yah kadang di Palas juga, nah waktu itu karena keluarga itu oleh suami saya menyuruh keluarga itu menempati rumah yang di Palas, tapi mereka malah bilang ke tetangganya di kampung bahwa anaknya sudah dinikahin oleh HS, orang kaya dan dikasih rumah mewah sampai-sampai rumah yang di kampungnya itu dijual”ungkap Nur.
Atas kejadian yang menimpa diri suami dan telah mencemarkan nama baik keluarganya, Nurbaiti yang didampingi adik HS akan melakukan pelaporan balik terhadap pihak-pihak yang sudah memfitnah dan memprovokasi peristiwa yang dinilainya tidak sesuai fakta tersebut.
“Dengan peristiwa yang kami alami ini pastinya saya selaku istri sangat menderita. Jujur saya katakan awalnya saya mau minta cerai dari suami karena mengira awalnya tuduhan itu benar terjadi, namun setelah bermusyawarah bersama keluarga dan memohon doa kepada Allah SWT, saya kuatkan hati dan saya yakin suami saya tidak melakukan yang dilaporkan itu.dan saya berharap juga kepada teman-teman media agar jangan memperkeruh suasana dengan menyebarkan berita-berita yang tidak sesuai fakta, konfirmasikan dulu kepada kami supaya berita yang disajikan kepada masyarakat berita yang benar dan berimbang sehingga penderitaan saya tidak bertambah dengan adanya berita yang tidak sesuai fakta itu”imbuhnya.
Aam, salah seorang kerabat HS yang pernah membantu mencarikan kontrakan untuk keluarga A menuturkan, awalnya dia mengira persoalan sudah selesai dengan pindahnya kelurga A dari rumah HS, namun dugaanya meleset bahkan Aam tak.mengira persoalan ini semakin meruncing.
“Saya pikir masalahnya sudah selesai setelah keluarga itu pergi, tapi kok di bulan Mei saya mendengar HS dilaporkan ke polisi. Ini tiga bulan setelah tidak ada kabar dari keluarga (A) Keluarga sempat mengancam Nurbaiti, dengan nada ancaman, seraya menirukan ucapan dari keluarga A, (“lihat aja tanggal mainnya. Saya rusak rumah tangga kamu”) mendengar hal seperti itu jelas aja saya marah, orang ini sudah dibantu malah ngelunjak,” ucap Aam.
Keprihatinan serupa diucapkan oleh Hasan Basri selaku paman dari istri HS, dirinya menyayangkan terjadinya peristiwa yang menimpa keluarga keponakannya itu.
“Waktu saya tanya ke keluarga A mereka mengatakan tidak ada masalah dan saya menganggap ini selesai. Tapi kemudian saya kaget tiba-tiba saya dengar kabar bahwa suami keponakan saya ini HS jadi buronan Polisi bahkan sudah fotonya sudah beredar dimana-mana, dan akibat dari masalah itu Nurbaiti mengalami tekanan psikologis yang luar biasa. makanya sebagai orang tua sampai sekarang saya dampingi supaya kuat dan tabah menghadapi masalah ini”ujarnya. (KD)