Genderang hajat Pilkada kembali bergema jelang pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Cilegon yang akan digelar tahapannya pada beberapa bulan mendatang .
Sosok Ati Marliati yang di dorong Partai Golkar untuk mempertahankan trah penerus kekuasaan keluarga sebagai Walikota dinilai banyak pihak berada diatas angin dengan catatan pertarungan Pilkada tidak terjadi head to head.
Saat ini Ati Marliati sebagai calon Walikota sedang menimang kelompok mana yang akan mendampinginya kendati kerap digadang-gadang sejumlah politisi yang siap mendampingi, namun Ati memilih bungkam soal sosok pendampingnya.
Ati lebih memilih bersosialisasi ketimbang membuat ramai publik sehingga informasi sekecil apapun soal pendampingnya tertutup rapat, namun hal itu justru memicu ekspektasi publik yang menduga-duga dari kalangan mana bakal pendamping putri dari almarhum bapak pembangunan kota Cilegon itu berasal.
Sejumlah pemerhati memprediksi sosok pendamping Ati Marliati hanya ada 2 kelompok yakni kalangan politisi dan kalangan birokrat yang saat ini tengah bersiap menanti pinangan Ati.
Dari kalangan politisi sudah banyak disebut-sebut seperti Sohidin dan Awab dan Hasbi dari Gerindra, ada Maman Suherman sekjen DPC PPP Cilegon, dan Erick Rebiin dari Nasdem.
Namun isu soal kalangan birokrat santer tersebar berpeluang besar bakal menjadi pendamping suksesi Ati, mengingat rekam jejak sejarah politik petahana kerap menggandeng kalangan birokrat sebagai kartu as ‘keberuntungan’ bagi pendamping keluarga Jombang.
Kalangan Birokrat yang pernah mengabdi sebut saja Edi Ariadi yang telah sukses mendampingi Iman di hampir dua periode, dan saat ini kendali kekuasaan dipegang Edi Ariadi yang notabenenya seorang birokrat.
Bila melihat historikal sejarah suksesi politik keluarga Jombang maka tak heran jika sejarah akan terulang dan Ati kembali mengambil pendamping dari kalangan Birokrat.
“Kalau melihat sejarah politik keluarga Bu Ati bisa saja mengambil pendamping kalangan birokrat, karena selain tidak membutuhkan kursi koalisi juga resistensi konflik politiknya tidak ada maka peluang birokrat dalam hal ini cukup besar”jelas Emi Prasetyo, salah seorang pemerhati politik kota Cilegon, Jum’at (19/6/2020) sore saat bincang-bincang soal dinamika Pilkada Cilegon bersama salah seorang Birokrat di kantornya.