Cilegon – Gabungan mahasiswa Kota Cilegon melakukan aksi unjukrasa sebagai bagian dari refleksi 1 tahun kepemimpinan Edi Ariadi sebagai Walikota Definitif dan Wakil Walikota Cilegon Ratu Ati Marliati, mahasiswa menilai keduanya telah gagal memimpin Kota Cilegon.
Aksi unjukrasa digelar di depan Kantor Walikota Cilegon, Kamis (20/2/2020), mahasiswa menuding kepala daerah itu gagal dalam menyelesaikan berbagai persoalan, mulai dari persoalan banjir, pengangguran, kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan persoalan lainnya.
Aksi digerlar mahasiswa di depan Kantor Pemerintahan Kota Cilegon sekitar pukul 14.30 WIB.
Dalam aksinya, mahasiswa membawa keranda mayat yang terbuat dari bambu sebagai simbol matinya kebijakan dan program pemerintah daerah.
Mahasiswa juga melakukan aksi teaterikal menyerupai pocong dan keranda yang menandakan kepemimpinan Edi Ariadi-Ratu Ati yang dianggap mati suri.
“Selama memimpin Kota Cilegon, kepemimpinan Edi-Ati belum mampu memberi solusi masalah yang didera Kota Cilegon. Kami menilai keadaan insfrastruktur di Cilegon sangat memprihatinkan. Begitu juga persoalan pengangguran masih cukup tinggi” Terang Sabarin, Koordinator Aksi.
Semestinya, lanjut Sabarin, persoalan-persoalan seperti ini, Walikota dan wakil Walikota Cilegon tanggap dan cepat menyelesaikan hal tersebut.
“Tapi pada kenyataanya, semua itu tidak dilakukan oleh walikota. Walikota hanya mencari muka aja dengan melakukan sidak langsung ke lokasi banjir di wilayah Grogol,” katanya.
Para pendemo menuntut agar Edi-Ati cepat menyelesaikan persoalan banjir. Mereka juga meminta agar tata kelola pembangunan di Cilegon lebih matang dan bermanfaat, menggunakan APBD untuk kepentingan rakyat serta mendorong agar pemerintah daerah membuat insfrastruktur berorientasi kesejahteraan masyarakat kecil Menenggah.
Aksi Mahasiswa itu mendapat pengawalan ketat dari petugas Polres Cilegon, aksi sempat ricuh, para mahasiswa menghindari kejaran petugas yang hendak mengamankan para pendemo. (Calya)