Kesaksian Warga: Tsunami Mengancurkan Semua, Mayat Dimana-mana

3010
Angkri, Ketua RT 12/04 Kampung Cibenda.Angkri, Ketua RT 12/04 Kampung Cibenda.

PANDEGLANG – Bencana tsunami masih membekas diingatan Angkri, warga Kampung Cibenda, Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Meski tak melihat langsung gelombang tsunami memporaporandakan kampung halamannya namun ia justru melihat langsung dampak terjangan tsunami.

Seluruh bangunan penginapan yang berada di pesisir pantai dan rumah milik warganya yang berada di seberang jalan hancur berantakan. Puluhan mayat berserak akibat hempasan tsunami, bahkan delapan warganya ikut menjadi korban. Desa Sukarame merupakan salah satu daerah di Pandeglang yang terdampak cukup parah akibat bencana tsunami.

“Ini peristiwa bencana alam yang belum pernah saya alami sebelumnya. Cukup banyak makan korban wisatawan di wilayah Sukarame. Bahkan delapan warga saya sendiri turut menjadi korban, dua orang diantaranya belum ditemukan,” ungkap Angkri, Ketua RT 11/04 Kampung Cibenda.

Angkri mengaku tidak mengetahui saat bencana tsunami datang. Pada Sabtu (22/12/2018) malam, dirinya sedang bekerja di PLTU. Musibah itu baru diketahui setelah warga menghubunginya beberapa saat setelah bencana itu terjadi. Setelah diberitahu, Ketua RT ini bergegas pulang untuk mengetahui kondisi keluarga dan warganya.

“Begitu saya sampai di rumah, keadaan kampung halamannya hancur, mayat bergelimpangan dimana-mana. Alhamdulillah keluarga selamat, begitupun dengan sebagian besar warganya,” kata Angkri di pengungsian.

Menurut Angkri, setiba di kampungnya, ia melihat beberapa relawan dan personil Tagana yang melakukan upaya pertolongan. Angkri mengaku tidak begitu fokus terhadap para korban, namun yang terpikirkan adalah bagaimana mengatasi warganya dulu yang panik karena khawatir terjadi tsunami susulan.

“Setelah mengetahui kalau bencana itu adalah tsunami, saya bersama pengurus RT lainnya langsung melakukan evakuasi warga ke daerah yang lebih tinggi. Setelah mengamankab warganya, barulah saya memberanikan diri untuk membantu menolong para korban, baik yang meninggal dunia ataupun yang luka-luka,” kata Angkri.

Berbeda dengan yang dialami Angkri, Syairil, warga Kampung Cipenyu, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, justru menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana gelombang tsunami datang menyapu seluruh wilayah yang berdekatan dengan kawasan wisata Tanjung Lesung tersebut.

Syairil bercerita saat bencana itu ia sedang berada di villa yang lokasinya tepat berada di belakang rumah. Tanpa ada tanda apapun, ia tidak
menyangka gelombang tinggi akan datang dan menyapu seluruh bangunan di lokasi yang dekat dengan bibir tersebut.

“Jam 9 malam saya baru beres nyiapin makan malam buat tamu di villa. Terus, saya pulang lagi ke pos sama teman saya. Tadinya saya enggak ngerasain apa-apa. Tapi pas di luar terdengar ada suara gemuruh ombak,” kata Syairil.

Karena penasaran, Syairil kemudian mengecek sumber suara gemuruh ombak tersebut. Ia pun terperangah begitu melihat ombak yang begitu tinggi. “Pas lihat ombak begitu tinggi, saya langsung lari. Teman saya di dalam pos juga sempat saya teriakan agar lari karena ada ombak,” ujar Syairil.

Beruntung, Syairil bisa menyelamatkan diri dari bencana mematikan itu. Sementara rekannya yang ada dalam pos bernama Sarengat, warga asal Bandung, Jawa Barat juga bisa menyelamatkan diri meskipun sempat terseret arus gelombang laut pada saat tsunami menyapu wilayahnya.

“Saya enggak mikir lagi, langsung lari ke daerah yang tinggi. Warga di sini juga banyak yang menyelamatkan diri. Alhamdulillah keluarga saya juga semuanya selamat,” tuturnya.

Selain itu, kata Syairil, di dalam villa juga masih terdapat 26 wisatawan asal Jakarta yang sedang beristirahat saat bencana tsunami datang. Puluhan orang tersebut, seluruhnya kemungkinan tidak selamat lantaran disapu oleh gelombang tsunami.

“Ada wisatawan di dalam villa. Saya kurang tahu, mereka selamat atau tidak. Soalnya pas saya tinggal, wisatawan itu baru beres makan malam dan mau persiapan istirahat. Rumah saya dan villa kondisinya hancur,” ujarnya. (har/bb)