Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq menyerukan agar rakyat khususnya umat Islam tidak memilih capres, caleg dan partai politik yang pro penista agama. Itu disampaikannya pada sela-sela acara reuni akbar alumni 212, Minggu (2/12).
PPP sebagai slah satu parpol yang pro pemerintah pun meradang mendengar hal itu. Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengaku menyayangkan adanya propaganda yang menyebut PPP termasuk golongan partai penista agama.
Menurut politikus yang akrab disapa Rommy itu, selama ini PPP merupakan partai di garda terdepan yang memperjuangkan adanya Undang-undang atau Perda berbasis agama.
“Perjuangan PPP menegakkan UU atau Perda bernuasa Islam sudah dilakukan sejak partai ini didirikan para ulama pada 1973 lalu dan terus berlangsung hingga saat ini,” kata Rommy di Jakarta, Senin (3/12).
Rommy pun mencontohkan ketika PPP menginsiasi UU Perkawinan dan UU Penertiban Perjudian pada 1974 silam. Di masa reformasi pun perjuangannya masih berlanjut, dibuktikan dengan UU Pengelolaan Zakat. Begitu juga dengan UU anti Pornografi PPP termasuk yang besar kontribusinya.
Selain itu sejak 2013, partai berlambang ka’bah ini pun menginsiasi lahirnya RUU Pesantren dan Lembaga Pendidikan Keagamaan. PPP juga yang mendorong naiknya honor penyuluh agama sebesar 100 persen dan tunjangan untuk para guru di lingkungan Kementerian Agama.
Sementara itu, jika penggolongan partai penista agama berdasarkan pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada 2017, maka Rommy memastikan tidak masuk dalam kategori tersebut. Mengingat pada saat itu PPP bukan pengusung Ahok.
“Yang disampaikan HRS sama sekali tidak dimaksudkan untuk PPP, karena pada Pilkada DKI 2016-2017, kami tidak mengusung Ahok. Sebaiknya ditanyakan, partai mana yang dimaksudkan HRS,” pungkas Rommy.
Atas dasar itu, Rommy berharap agar golongan partai penista agama yang disampaikan Rizieq tidak dilabelkan kepada PPP. Karena hal itu dianggap tidak relevan dengan perjuangan partai selama ini.
(sat/JPC)
Source: jawapos.com