“Dok, bagaimana kondisi teman saya dok,” tanya Ilham kepada salah seorang dokter yang menangani. Sejurus kemudian, dokter itu lalu mengucapkan kata yang sangat tak ingin didengarnya. “Teman kamu sudah tidak ada. Dia sudah meninggal sebelum sampai UGD.” Seketika tangis beberapa remaja pecah mendengar kabar buruk itu.
Korban meninggal yang ditangisi adalah Denis Ramadhan. Usianya baru 14 tahun. Bocah dengan nama prokem Denis Kancil itu dibawa rekan-rekan sepermainan ke rumah sakit usai mengalami kecelakaan, di Jalan Manggis, Bojong Nangka, Tangerang.
Denis menghantam motor roda tiga pengangkut galon dan gas. Tubuhnya terpental, sementara motor Mio yang ditungganginya ringsek tak karuan.
Dari bibir Ilham pula diketahui, Denis saat itu tengah mengetes kecepatan skuter matik hasil korekan. Tubuh mungilnya tak kuasa mengendalikan motor bertenaga di atas normal, kala ada sepeda motor tiba-tiba melintas di hadapannya. “Kejadian sudah pagi, 05.30 WIB, jadi hanya nyeting saja jarak 400 meter, ketika top speed motor itu diangkat-angkat dan ngebuang ke kiri. Terus Denis enggak sempat ngerem, ngepot-ngepot, karena di depannya ada motor roda tiga yang biasa buat angkut galon dan gas,” cerita Ilham, dilansir dari VIVA.co.id.
Usai kabar kematian tersiar, kisah Denis Kancil mendadak menjadi virus di jagat maya. Bahkan sempat bertengger di lini masa sebagai trending topic Google Indonesia. Kematian bocah yang akrab dengan aktivitas balap liar itu memantik reaksi publik. Kebanyakan geram, bagaimana bocah sekecil itu sudah sedemikian akrab dengan kegiatan balap liar.
Semasa hidup, Denis memang dikenal memiliki bakat berlebih dalam urusan memuntir gas motor dalam-dalam. Bocah warga Rumpin, Bogor sebenarnya pembalap muda di dunia drag race resmi. Sederet prestasi juga sudah digenggamnya dalam balap resmi. Kemampuannya bahkan cukup diperhitungkan para pembalap senior.
Namun jika tak ada kegiatan, dia juga kerap melakoni aksi-aksi balap liar, baik di wilayah Jakarta, Depok, Bogor, dan Tangerang. (Johan)