TANGSEL, (Bidik Banten) – Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan satu dari 50 Kabupaten/Kota yang terpilih di Indonesia sebagai bagian dari kohor 2. Pemilihan Tangsel didasarkan pada koordinasi dan diskusi antara Pemprov Banten dengan USAID PRIORITAS. Sebanyak 16 SD/MI dan 8 SMP/MTs di Kota Tangerang Selatan dipilih sebagai sekolah mitra di dua kecamatan yakni Setu dan Serpong Utara. Per April 2017, ada 279 kepala sekolah ditambah 1.526 guru dan 111 pengawas baik di tingkat SD/MI dan SMP/MTs telah mendapatkan jangkauan program USAID PRIORITAS di Tangsel. Dengan demikian sekitar 66.126 siswa di Tangsel telah merasakan manfaat program ini melalui berbagai pelatihan dan diseminasi modul.
Hal ini disampaikan Koordinator Provinsi, Rifki Rosyad dalam pertemuan penutupan program USAID PRIORITAS tingkat Kabupaten/Kota di Kota Tangerang Selatan pada hari ini (26/4) di Gedung Setda Pemkot Tangsel. Hadir dalam kesempatan tersebut mewakili Pemkot Tangsel, Asda III Teddy Meiyadi dan didampingi Asda I Ismunandar. Menanggapi laporan dan perkembangan program USAID PRIORITAS di Tangsel, Teddy mengharapkan keberlanjutan dan diseminasi modul pelatihan dapat dilakukan kepada non mitra yang selama ini belum tersentuh program USAID PRIORTAS. Dia bahkan mendorong agar BAPPEDA dapat mengalokasikan anggaran untuk kepentingan mutu pendidikan dasar mengingat sasaran pendidikan dasar diperlukan bagi pembentukan karakter kualitas sumber daya manusia yang moderen.
“Setelah memperhatikan demonstrasi IPA yang dibawakan siswa SDN tadi tentang uji vitamin C, saya yakin ke depan kota Tangsel akan banyak melahirkan generasi-generasi yang unggul dan cerdas bilamana kita bisa menindaklanjuti manfaat program yang sudah baik ini,” kata Teddy yang masih terkesan dengan penampilan siswa SDN Jelupang 2. Demonstrasi tentang uji vitamin C melalui eksperimen sederhana dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Siswa SDN Jelupang 2 adalah satu dari 24 sekolah mitra yang berhasil membagikan perubahan pembelajaran setelah dilatih USAID PRIORITAS. Ibu Silvi, salah seorang guru SDN Jelupang 2 yang mendampingi demonstrasi siswa mengatakan bahwa kini siswa senang belajar di sekolah karena perubahan cara mengajar guru yang melibatkan partisipasi siswa. “Dulu saya bingung bagaimana mengajar ke siswa misalnya pelajaran IPA, pastinya siswa bosan karena ceramah lagi, ceramah lagi. Setelah saya dilatih USAID PRIORITAS tentang modul PAKEM, kini saya ajak siswa eksperimen sederhana dan membuat laporan sehingga mereka senang,” jelas Silvi.
Memasuki tahun ke lima, USAID PRIORITAS Banten mengadakan penutupan program USAID PRIORITAS pada hari Rabu, 26 April 2017 di ruang rapat Pemkot Tangsel. Pertemuan ini mengundang seluruh kepala sekolah mitra program USAID PRIORITAS, pengurus KKG/MGMP, fasilitator daerah, junalis. Selain itu, pertemuan ini juga mengundang Bupati, Bagian Hukum Pemda, Kepala Bappeda, Kepala BKD, Kepala Dinas Pendidikan, Kabid Dikdas (kasi SD dan Kasi SMP), Kabid PTK, Kepala Kemenag, Kasi Mependa Kemenag, Kepala UPT Kecamatan mitra, dan termasuk jurnalis.
Acara penutupan ini juga disertai dengan penyerahan piagam penghargaan dari USAID PRIORITAS kepada Pemkot Tangsel, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Kantor Kementerian Agama Tangsel yang selama ini telah mendukung program USAID PRIORITAS. Kemudian Pemkot Tangsel juga memberikan penghargaan kepada 24 kepala sekolah mitra dan perwakilan fasilitator daerah. Bagi para fasilitator daerah yang kini menjadi aset pemkot Tangsel juga mendapatkan apresiasi penghargaan dari USAID PRIORITAS.
Sejak 2012, USAID PRIORITAS telah bekerja bersama 7 pemerintah kabupaten di Banten untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar, yakni Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Serang. Kemitraan ini melibatkan 94 sekolah dan madrasah mitra, 35.887 siswa, dan 2.257 guru dan tenaga kependidikan lainnya yang telah merasakan manfaat program USAID Prioritas. Untuk mendiseminasikan modul pelatihan kepada non mitra, telah dilaksanakan replikasi pelatihan yang melibatkan 2.584 sekolah, 20.785 guru, 2.756 kepala sekolah dengan anggaran sebesar Rp 2.885.164.000. (KD)