.
CILEGON (Bidik Banten) – Badan Kordinasi Pendidikan Al-Qur’an dan Keluarga Sakinah Indonesia (BKPAKSI) terus melaksanakan evaluasi guna terciptanya tatanan pendidikan yang berkualitas, seperti minggu yang lalu (16/04) di Aula Setda II Pemkot Cilegon, telah di laksanakan Orientasi Penyelenggaraan Pendidikan Al – Qur’an TKA/TPA/PAUD Al – Qur’an dan Majelis Ta’lim Keluarga Sakina (MTKS).
Direktur BKPAKSI Bayu Panatagama mengatakan, BKPAKSI mendesain 3 Program unggulan seperti, Pendidikan Al-Qur’an TK/TPA; PAUD Al-Qur’an; dan MTKS. Secara nasional meramu pendidikan agar sinkron.
Menurut Bayu, ada kegagalan system pendidikan di Negara kita ini, harusnya di mulai dari rumah dulu, Sekolah baru ke Masyarakat.
“Di Cilegon jumlah TK/TPA sebanyak 140 Unit, PAUD Al-Qur’an 12 Unit, MTKS 19 Unit, dengan menjamurnya Lembaga Pendidkan ia berharap kedepan terus berkembang seperti Negara – Negara lain”.
“Minat masyarakatnya Cilegon Khusnya cukup baik hingga jumlah santri TK/TPA tahun 2017 ini mencapai 11.000 Santri, guru 990, Pendidikan yang di berikan BKPAKSI ini pendidikan yang berbasis masyarakat sebagai mitra pemerintah”
Lanjut Bayu Panatagama, Pendidikan Anak Usia Dini terbagi dalam 2 kategori PAUD Formal ada PAUD NON Formal, maenset masyarakat ini harus kita bangun, Pendidikan itu jangan di mulai dari umur 7 tahun, hal tersebut menurutnya sudah di luar konsep pendidikan yang sebenarnya.
Lebih lanjut Bayu mengatakan, Dengan menjamurnya PAUD ini hal yang bagus, maka masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan di samping pendidikan oleh orang tua di rumah, Pendidikan itu layaknya di mulai semenjak 0 tahun itulah parenting, maka kemudian sudah 3 – 4 tahun masuklah PAUD, Karena neuron – neuron di dalam otak anak itukan harus di kembangkan, bahkan masa keemasan golden age itu usia 0 – 6 tahun, kalau orang tua lalai kepada masa golden age bisa mengurangi esensi pendidikan.
Selain itu kata Bayu, konsen kami juga terhadap Majlis Ta’lim Keluarga Sakina yang kami desain berbeda dengan Majlis Ta’lim pada umumnya, MTKS punya Kurikulum, Sistem Mangement, Sistem Administrasi yang terstruktur, ungkapnya.
“Kami sedang mencoba mendorong terus Peraturan Walikota yang sudah ada agar ketika anak masuk SMP harus ada ijazah TK/TPA berharap di maksimalkan, Pada Dinas Pendidikan dan Kementrian Agama segeralah di berlakukan saja, karena dampak cukup positifnya, pendidikan agama jangan sampai hambar.
Sementara itu Direktur Nasional Bidang III BKPAKSI Udin Syamsudin menambahkan, khususnya di Propinsi Banten BKPAKSI Kota Cilegonlah cukup Dinamis dan Kreatif setelah itu Serang, pengaruh keislaman di banten dari dulu cukup berpengaruh, namun bukan berarti tidak ada tantangan, karena Banten menjadi daerah lintasan Pulau Jawa dan Sumatra kemudian basis – basis kegiatan ekonomi, hal itu peluang juga sekaligus tantangan, ungkapnya.
“Maka tepat sekali dengan adanya pembinaan – pembinaan keluarga islam, anak – anak islam, dapat mengerem aktifitas negatif di masyarakat industry”
Lanjut udin, dirinya optimis sekali karena BKPAKSI ini sinkron dengan program pemerintah, terutama pemberdayaan pada Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga masalah – masalah mendasar dapat terselesaikan dengan baik, tutupnya.(Madsari/BBC)