CILEGON, (BidikBanten) – Lonjakan harga cabai merah, yang semakin meluas dibeberapa daerah, menjadi sorotan khusus bagi Dewan Pengurus Cabang Partai Demokrat Kota Cilegon.
Plt. Ketua DPC Partai Demokrat, Muhammad Haris menyatakan, kunjungan kader Demokrat ke Pasar Baru Kranggot tersebut guna memonitor dan memberikan solusi agar harga bahan baku pangan tidak semakin meroket, yang akhirnya membebani masyarakat. “Kita monitor saja, dan akan melakukan langkah-langkah agar pemerintah pusat, dapat menekan harga bahan baku pangan, khususnya cabai merah, dan memberikan masukan agar pemerintah pusat tidak mengimport bahan baku tersebut dari luar negeri,” kata Haris saat ditemui di lokasi pasar, Selasa (10/01/2017).
Haris menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan ditiap-tiap pasar yang ada di Kota Cilegon, dan menampung masukan-masukan dari pedagang, sebagai salah satu bentuk kinerja kader Partai Demokrat. “Akan terus kita pantau, karena apabila harga-harga bahan baku pangan ini terlalu tinggi, masyarakat akan semakin resah, dan menimbulkan ketidakpercayaan kepada pemerintah, jadi inilah peran kami sebagai kader Demokrat, untuk mendorong kepada pemerintah pusat melalui parpol tentunya, agar pemerintah dapat bekerja secara maksimal, guna meringankan beban masyarakat, khususnya masyarakat Kota Cilegon,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid Pembinaan Pasar pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Cilegon, Muhamad Satiri mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pembenahan-pembenahan disegala bagian. Untuk komoditas cabai merah, dirinya mengaku belum dapat menekan harga, dikarenakan persediaan bahan baku tersebut, masih sangat kurang, sehingga menimbulkan naiknya harga. “Stoknya kan masih kurang dibanding dengan kebutuhan, jadi kami masih siasati agar harga tidak terlampau melambung tinggi,” tuturnya.
Tingginya harga cabai merah tersebut, dikeluhkan salah seorang pedagang bernama Ida. Pihaknya mengaku, saat ini harga cabai merah, tembus hingga Rp. 135 ribu, dan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Sekarang sudah Rp. 135 ribu, dan susah jualannya, karena banyak pembeli yang mengeluh, sehingga mengurangi daya beli pelanggan-pelanggan saya,” kata Ida.
Ida berharap, pemerintah dapat menekan tingginya harga cabai, sehingga pendapatannya dapat turut meningkat. “Ya, kalau jualannya begini (sepi, red) terus, bagaimana untuk mencukupi kebutuhan di rumah. Semoga pemerintah dapat menekan harga cabai dan bahan baku yang lain, sehingga daya beli masyarakat pun kembali normal,” harapnya. (Mg01/BBC)