PANDEGLANG, (BidikBanten) – Achmad seorang Kepala Desa Montor, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, di duga melakukan pungan liar (Pungli), terhadap bantuan rakyat banten bersatu (Jamsosratu) sebesar Rp150 ribu. Pemotongan tersebut dilakukan dua pekan lalu, yang diambil ketiap rumah penerima bantuan.
Warga Desa Montor, Kecamatan Pagelaran yang enggan disebutkan namanya mengatakan, dengan adanya pungutan tersebut telah membebani pihaknya. Soalnya, pihaknya hanya mendapatkan Rp550 ribu, padaal harusnya mendapatkan Rp700 ribu. “Bagi kami pak, uang Rp150 ribu sangat berarti, karena itu bisa untuk biaya sekolah anak dan makan. Sebab, penghasilan suami saya tidak menentu, karena bekerja serabutan,” katanya, yang ditemui dirumahnya, Jumat (09/12/2016).
Ibu tiga anak tersebut menjelaskan, pemotongan tersebut tidak jelas, karena katanya untuk tabungan. Tetapi, selama ini tabungan tersebut tidak pernah dibagikan, bahkan pemotongan tersebut dilakukan sejak tahun 2014. “Ketika kami tanyakan katanya untuk tabungan, yang disimpan di kantor pos. Tetapi, kan kalau itu tabungan harusnya kan dibagikan, tetapi sampai saat ini tidak pernah ada kejelasan bahkan kalau sebelumnya pemotongan sekitar Rp170,” jelasnya.
Menanggapi adanya dugaan pungutan liar, Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD Pandeglang, Iing Andri Supriadi, menyayangkan adanya pungli pada bantuan Jamsosratu. Sebab menurutnya, bantuan tersebut tidak ada bentuk potongan, karena bantuan tersebut untuk membanu orang miskin. “Jelas ini bentuk pelanggaran penyaluran bantuan, padahal saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan pembersihan aparat pemerintah dari tindakan pungli,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Iing, pihaknya berjanji akan melakukan klarifikasi terkiat adanya dugaan pungli tersebut, apalagi bantuan pemotongan tersebut mencapi Rp150 ribu. “Nanti kita akan tindak lanjuti, dan menyampaikan kepada pemerintah daerah. Sebab, kalau ini dibiarkan saja masyarakat yang akan terus dirugikan oleh oknum kepala desa,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Montor, Achmad berkilah, kalau pihaknya melakukan pugli. Sebab ia beralasan, pemotongan tersebut dilakukan untuk pembelian materai ongkos pengambilan ke kantor pos. “Saya tidak ikut campur kalau soal itu, yang jelas pemotongan tersebut untuk tabungan dan pembelian materai sebanyak tiga lembar,” kilah kades, yang dihubungi melalui telepon selulernya. (Agus/BBC)