Kuota zamzam yang boleh dibawa setiap jemaah haji tidak lebih dari lima liter. Hal itu menjadi peluang bisnis bagi pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Di sana tersedia zamzam berbagai ukuran, seperti 10 liter, lima liter, satu liter, 300 ml, dan 100 ml.
Iwan, salah satu pedagang kaki lima yang menjual perlengkapan dan oleh-oleh haji, mengatakan, harga 10 liter zamzam seharga Rp900 ribu dan lima liter zam zam ia patok Rp500 ribu.
Per liternya, zamzam dihargai Rp120 ribu, sedangkan 300 ml dihargai Rp45 ribu dan 100 ml Rp15 ribu.
“Kami dapat dari pramugari yang pulang dari Arab Saudi. Dia punya stok. Dia biasanya jual yang lima liter. Harga dari dia, saya tidak tahu. Saya hanya jaga kios. Biasanya bos saya yang beli dari pramugari itu,” kata Iwan, seorang penjual air Zam zam di pasar tanah abang.
Penjual zamzam lainnya juga mengatakan hal yang sama dengan Iwan mengenai asal dagangan itu. Paling-paling yang berbeda harga jual.
Jika lebih murah, bedanya hanya sekitar Rp50 ribu hingga Rp100 ribu untuk yang lima liter dan 10 liter.
Iwan yakin zamzam yang dijualnya dan pedagang yang lain kualitas asli. Jaminan itu bisa dilihat dari kemasan yang ada di kotak yang memiliki segel bagasi yang dikeluarkan maskapai.
Namun, kotak itu hanya diperuntukkan kemasan lima liter.
“Kalau yang satu liter dan ukuran botol, kami masukkan air dari galon lima liter. Namun, kami jamin asli karena awalnya dari lima liter itu. Untuk rasa juga berbeda, kalau zamzam asli seperti tidak ada rasanya, beda dengan air mineral merek lokal,” jelas Deni, penjaga Toko Amanah.
Suprianto, pemilik Toko Amanah, mengatakan keaslian zamzam bisa dicek dari kadarnya.
“Kami punya alat seperti pena dan nanti dicelupkan. Kalau angka derajatnya hanya 100, berarti palsu. Derajat yang asli bisa mencapai 400 lebih,” terangnya.
Selain itu, Suprianto mengimbau masyarakat untuk waspada jika membeli zamzam di pedagang kaki lima, khususnya jika yang dijual ialah kemasan jeriken dan botol.
“Yang datang dari Arab Saudi kan yang galon, jadi kalau jeriken takutnya palsu. Saya juga jual jeriken, tapi airnya dari kemasan galon. Hanya, toko saya bukan kaki lima. Kalau ada apa-apa, bisa datang lagi ke sini,” ujarnya.
Munif, pedagang lain meyakinkan pembeli bahwa zamzamnya asli dengan menunjukkan boarding pass dari Arab.
(Edianto/MTN)