Akibat dari tidak ada perhatian dan kepedulian terhadap warga sekitar, puluhan warga yang tergabung dalam barisan peduli lingkungan (BPL) menggelar aksi demonstrasi damai dengan memblokir pintu masuk tempat pembuangan Sampah akhir (TPSA) Cilowong, Taktakan, Kota Serang Banten .
Sedikitnya puluhan warga sekitar ini bertekad mengikrarkan diri tidak akan memberikan jalan pada truk angkutan sampah untuk masuk ke area TPSA sebelum tuntutan mereka dipenuhi oleh Pemkot Serang, akibatnya, puluhan truk penngangkut sampah yang sedianya akan memasuki area TPSA dari Kota dan Kabupaten Serang harus berputar balik arah kembali lantaran dihadang oleh warga sekitar dan tidak diizinkan masuk ke kawasan TPSA Cilowong.
Enam tuntutan diajukan oleh para demonstran sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap pengelolaan TPSA Cilowong selama ini yang dinilai tidak memperdulikan warga sekitar dan warga merasa kesal lantaran wilayahnya hanya dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah.
Enam tuntutan warga tersebut diantaranya menuntut penjernihan air limbah TPSA yg mengalir keselokan warga yang sudah lama menjadi tercemar.
Warga juga menuntut adanya Kompensasi bagi masyarakat sekitar akibat banyaknya pencemaran limbah TPSA, dan mereka juga meminta kepada Pemerintah untuk diberikan lapangan pekerjaan.
Selain itu, warga meminta Pemerintah mengobati masyarakat yang terkena penyakit akut akibat pencemaran diantaranya kudis dan kusta, dan mereka juga meminta agar menghentikan penerimaan sampah dari mobil-mobil truk swasta yang dinilai oleh warga sarat dengan komersialisasi yang tidak transparan
“Kami menuntut kepada pemerintah untuk memenuhi tuntutan kami itu. Kalau tuntutan kita itu tidak dipenuhi, maka pintu masuk TPSA Cilowong akan tetap diblokir oleh warga,” ujar Sukmawi, koordinator aksi pemblokiran truk pengangkut sampah.
Pihaknya mengaku tidak ingin mendapatkan janji-janji dari pejabat setingkat Kepala Dinas maupun Kepala Bidang. Menurutnya, masyarakat setempat meminta agar Walikota Serang dapat menemui mereka.
“Tadi kan ada Kadis dan Kabid, kami tidak mau bertemu dengan mereka. Kami ingin ketemu langsung dengan Pak Walikota,” kata Sukmawi.
Diketahui, aksi warga ini digelar sejak Kamis (25/8) hingga Kamis malam aksi tersebut masih berlangsung. Dan rencananya, aksi tersebut baru berhenti ketika masyarakat dipertemukan langsung dengan Walikota kota Serang, Tubagus Haerul Jaman.
(Dayat/BP)