Sejumlah kalangan yang hadir dan berperan aktif dalam acara peringatan “Peristiwa Geger Cilegon 1888” menyesalkan ketidakhadiran perwakilan dari pihak pemerintah kota Cilegon yag dinilai oleh sejumlah warga tidak peduli dengan kegiatan peringatan peristiwa bersejarah itu.
Para Aktifis dan Netizen pun mempertanyakan apresiasi dan keseriusan Pemerintah kota Cilegon dalam upayanya melestarikan sejarah dan kebudayaan yang ada di kota Cilegon.
“PERINGATAN 128 TAHUN GEGER TJILEGON/ PEMBERONTAKAN PETANI TJILEGON, Walaupun diselenggarakan di sekolah Ki Wasyid secara sederhana dengan nuansa Tjilegon Tempoe Doeloe yang menyentuh dan berjalan dengan hikmat, dengan dihadiri tokoh-tokoh, budayawan, sejarawan, politisi, aktivis serta ratusan undangan lainnya dari mahasiswa dan masyarakat umum se-Banten.”tulis Suara Petani Cilegon dalam Facebooknya.
Adi Sudrajat, Ketua Panitia pelaksana acara ini pun menyesalkan dengan ketidakpedulian pemerintah kota Cilegon untuk rutin mengadakan acara peringatan geger tjilegon ini, berbeda dengan acara ulang tahun kota yang dirayakan meriah dan banyak biaya, serta acara-acara yang dibesarkan hanya untuk meraih rekor muri……..
“Selain itu Adi juga kecewa dengan ketidakhadiran walikota, kadis budpar, kadis pora, kadindik yang diundang oleh panitia………”tulisnya.
Sementara Isbatullah Alibasja berharap Pemerintah kota Cilegon dapat memperingati peristiwa bersejarah itu dengan dengan lebig besar dan meriah.
“Harapan kami kedepan peringatan geger cilegon bisa dilaksanakan oleh pemkot secara besar dan meriah, krn pristiwa sejarah Geger Cilegon sangat bermakna, api semangatnya harus diinternalisasi oleh rakyat dan pemimpinnya dalam membangun peradaban Cilegon yang maju, adil dan bermartabat, Beberapa tahun yang lalu pemkot Cilegon pernah memperingati dengan mengadakan acara seminar….tapi tahun ini saya belum lihat”terang Isbat.
(Zaki)