“Kehadiran program buku bacaan berjenjang ini sesuai dengan rencana kota literasi yang ingin kami wujudkan di Cilegon,” kata Drs. H. Mukhtar Gozali (12/4), Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdindik) Kota Cilegon.
“Kami sedang menggagas program ‘Sekolah Mantap’ yang kemudian akan menghasilkan siswa lulusan berkualitas. Melalui hibah buku dan pelatihan penggunaan buku bacaan berjenjang diharapkan akan mengawali gerakan literasi untuk program tersebut,” tambah Kadisdindik yang membuka secara resmi lokakarya.
Hadir lebih dari ratusan guru kelas awal dan kepala sekolah sebagai peserta.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam lokakarya pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) yang bertemakan, ‘Kita Sukseskan Program Literasi Kota Cilegon Melalui Program Buku Bacaan Berjenjang (B3)” di aula dinas pendidikan.
Didampingi oleh Kabid Beasiswa dan PMPTK Disdik Cilegon, H. Ismatullah dan Koordinator Provinsi Banten USAID PRIORITAS, Rifki Rosyad, Kadisdindik menghimbau agar para guru dapat menumbuhkan minat baca.
“Diakui minat baca siswa kita masih rendah. Guru perlu meransang buku bacaan yang menarik dengan gambar dan tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan siswa, seperti contoh buku ini,” kata Mukhtar sambil menunjukkan salah satu buku bacaan berjenjang.
Dalam kesempatan tersebut, USAID PRIORITAS menyerahkan paket buku bacaan berjenjang secara simbolis kepada dinas pendidikan kota cilegon. Sedikitnya ada 240 guru kelas awal dan kepala sekolah yang akan dilatih penggunaan buku bacaan berjenjang melalui kemitraan USAID PRIORITAS dengan pemerintah kota Cilegon. Akan ada 36.720 paket buku bacaan untuk 60 SD/MI di delapan kecamatan yakni Jombang, Pulomerak, Grogol, Ciwandan, Cibeber, Purwakarta, Cilegon dan Citangkil.
Sejalan dengan upaya peningkatan kapasitas guru, sebanyak 150 guru SD dari 20 sekolah di kecamatan Neglasari Kota Tangerang dilatih diseminasi model 2 pembelajaran PAKEM di wisma PGRI yang berlangsung hingga Kamis (14/4).
“Melalui pelatihan ini kami berharap mampu mendorong siswa aktif dan kreatif di kelas, seperti misalnya membuat peta berdasarkan imajinasi mereka. Disinilah, peran guru penting memanfaatkan media sebagai pembelajaran,” kata salah seorang peserta yang tidak mau disebutkan namanya yang hadir mewakili sekolahnya.
(Ana Rosita-Usaid Prioritas)