Dunia Pendidikan kembali memunculkan kabar kurang sedap terkait adanya tindakan semena-mena pihak sekolah yang memungut potongan dana tabungan muridnya dengan alasan untuk membayar buku-buku pelajaran sekolah.
Hal itu terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SD) kampung Baru yang memotong uang tabungan para muridnya dengan alasan untuk membayar buku paket pelajaran, potongan tersebut hingga mencapai RP 50.000,-untuk setiap buku paket yang harus dibayar oleh para murid disekolah tersebut.
Salah seorang orang murid, Latif (40Th) mengungkapkan prihal kondisi ironis yang dialami 2 anaknya yang bersekolah di SD tersebut, Latif mengungkapkan adanya potongan itu berawal saat anaknya pulang sekolah dengan membawa buku paket pelajaran namun buku itu bisa diperoleh anaknya dengan memotong tabungan, kontan saja Latif mendatangi sekolah itu untuk menanyakan prihal pemotongan tabungan tersebut.
“Waktu itu Guru sekolah yang saya tanyakan tentang pembelian buku paket sekolah itu beralasan bahwa pihak sekolah sedang mengalami kesulitan pendistribusian buku paket sehingga pihak sekolah mewajibkan para murid untuk menebus buku-buku paket itu dengan cara memotong tabungan para murid termasuk tabungan anak saya”ungkap Latif.
Saat mempertanyakan prihal pembelian buku yang terlampau mahal itu, lanjut Latif, dirinya sempat keberatan karena dia hanya orang tua yang menyekolahkan anaknya dengan kondisi ekonomi yang sulit, namun pihak sekolah memaksakan kepada para orang tua murid termasuk Latif agar mematuhi perintah sekolah membeli buku-buku paket dengan cara memotong tabungan para murid.
“Anak saya yang bersekolah di SD itu ada 2, masing-masing kelas 1 dan kelas 2 dan keduanya dipotong tabunganya sebesar kurang lebih antara RP 300-400,000 Rupiah untuk menebus buku paket pelajaran, dan kondisi anak saya sekarang sedang sakit karena mereka syok karena tabungan mereka berkurang banyak, padahal rencananya dari tabungan itu mereka akan membeli peralatan sekolah keperluan mereka naik kelas “ujar Latif.
Hal serupa dialami oleh Umayah, Ibu dari 2 anak yang juga bersekolah di SD yang sama, Umayah yang berstatus janda dengan kondisi menghidupi kedua anaknya bersekolah di SD tersebut pun mengalami pemotongan tabungan anak-anaknya.
Ketua LSM Gappura banten, Husen Saidan mengungkapkan keprihatinanya dengan kondisi tersebut, Husen mendesak kepada Kepala Dinas Pendidikan agar menindak para oknum penyelenggara sekolah tersebut terkait adanya pemotongan tabungan untuk pembelian buku-buku paket pelajaran tersebut.
Husen menilai, adanya pemotongan yang memberatkan tersebut tidak sepantasnya dilakukan oleh sekolah yang berlabel Sekolah Dasar Negeri, “Seharusnya pihak Sekolah memberikan teladan yang baik dan harus lebih bijaksana dan transparan, sebab hal seperti ini dapat mencederai hati para orang tua murid dan institusi pendidikan lainnya kena getahnya akibat ulah oknum yang memanfaatkan celah keuntungan pribadi dengan mengatasnamakan pendidikan sementara kondisi sulit dibebankan kepada orang tua murid” terang Husen.
Husen mendesak kepada pihak sekolah agar mengembalikan pungutan uang tersebut, sebab pihaknya selaku LSM seringkali mendapat laporan pengaduan dari para orang tua murid, dan pihaknya berencana akan mendatangi pihak sekolah bersama seluruh orang tua murid, “bahkan kami akan mengambil langkah hukum dengan melaporkannya kepada pihak terkait jika tidak ada penyelesaian dari masalah ini, karena kami menilai jangan sampai masalah ini merembet ke yang lainnya, terlebih lagi Pemerintah kota Cilegon sedang gencar-gencarnya mengusung program pendidikan sekolah gratis, jangan sampai adanya kasus ini menodai citra Pemerintah”pungkasnya.
Reportase: Zaki