PLTU 2 Labuan Banten Menyimpan Banyak Persoalan, Mahasiswa Gelar Aksi Demo

2066
PANDEGLANG, bidikbanten.com
Berulang ulang kali turun aksi nampanya pihak PLTU 2 Labuan Banten  menyimpang segudang misteri, belum lama ini Sejumlah mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pandeglang kembali menggelar demontrasi di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Labuan, yang terletak  di Desa Margasana Kecamatan Pagelaran.
Puluhan Mahasiswa PMII gelar aksi unjuk rasa di depan pintu masuk PLTU Pelabuhan
Puluhan Mahasiswa PMII gelar aksi unjuk rasa di depan pintu masuk PLTU Pelabuhan

Dalam aksinya mahasiswa mengecam keberadaan PLTU yang telah mencemari lingkungan diantaranya Kerusakan ESP atau Cerobong yang mengeluarkan Asap tebal,sehingga menimbulkan pencemaran polusi udara dan sejak berdirinya PLTU 2 Labuan dinilai  tidak mampu memberikan kontribusi yang jelas terhadap daerah maupun masyarakat zona penyangga diantaranya tentang CSR realisasinya tidak tepat sasaran dan Konpensasi Penjualan Abu batu bara yang dilakukan oleh Pihak PLTU Labuan tidak jelas peruntukannya dan diduga hanya diberikan kepada oknum oknum tertentu,sementara masyarakat sekitar hanya diberi Asap dan Polusi abu batu baranya saja.

 
Orator  aksi Jojon   mengatakan, PLTU Labuan merupakan pembangkit tenaga listrik yang dihasilkan melalui pembakaran batu bara. Untuk itu dampak yang ditimbulkan dari PLTU 2 Labuan  tersebut yaitu asap dari hasil pembakaran, yang telah menimbulkan pencemaran udara. Sehingga dapat merusak lingkungan dan mengancam kesehatan  warga.“Meski hasil patauan dari kemeterian lingkungan hidup dianggap baik dalam pengelolan lingkungan, itu tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan . Bukti yang dangat nyata dan  rusaknya lingkungan yakni pantai dii samping kanan PLTU mengalami kerusakan akibat limba batu bara serta hilangya sebagian jalan di daerah pantai laba yang dahulunya dapat dilalui masyarkat untuk menuju pasar Laba dan Pasar Labuan,tetapi sampai saat ini jalan tersebut hancur berawal  karena keberadan PLTU 2 Labuan,” ungkapnya.
 
Lanjut Jojon , selain pencemaran lingkungan, keberadan PLTU ini juga sangat tidak memberikan kontribusi yang baik terhadap daerah. Karena pihak PLTU selalu menutup mata dengan kondisi sekitar baik dalam pemberadayan masyarakat atau infrastruktur.“Jangankan warga Pandeglang bisa merasakan positifnya dari keberadaan PLTU ini, warga di daerah sekitarnya saja masih sangat jauh. Masih banyak jalan yang rusak, perkampungan kumuh dan PLTU Labuan hanya mengundang dampak diantaranya mengundang maraknya warung Esek esek dan rawan menjadi tempat transaksi narkoba,salah satu contohnya beberapa waktu lalu pihak Kepolisian Polsek Labuan berhasil menagkap kiloan Narkoba jenis Ganja  ini dampak dari keberadaan PLTU perusahan milik pemerintah tersebut,” katanya.    
 
Arif Ekek , pendemo lainnya mengaku miris karena pembuangan limbah yang dihasilkan PLTU merusak biota laut, seperti kerusakan terumbu karang, ikan serta biota laut lainnya. Hal tersebut akan menyebabkan berkurangnya populasi ikan, mengakibatkan penghasilan para nelayan akan semakin berkurang. Karena itu pihaknya menuntut agar pihak PLTU memperhatikan lingkungan serta masyarakat sekitar.“Kalau laut sudah dicemari ikan akan susah, maka itu akan berdampak negatif bagi masyarakat khusunya nelayan. Karena itu kami ingin PLTU bisa memberikan kontribusi lebih bagi pandeglang khusunya untuk daerah sekitar PLTU,” katanya.
 
Pantauan wartawan media ini Pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang berkaitan dengan limbah-limbah PLTU Labuan harus dilakukan dengan baik secara berkelanjutan. agar limbah-limbah keluaran dari operasi PLTU tersebut tidak melampaui baku mutu lingkungan yang disyaratkan. Dalam kaitan ini, peran aktif, obyektif dan positif masyarakat yang tinggal di daerah sekitar lokasi proyek PLTU tersebut penting, untuk mengidentifikasi dampak yang mungkin/timbul dan mengantisipasi penanggulangan dampak negatifnya.Sejauh ibi hal ini masih belum dilakukan oleh pihak PLTU secara rutin.
Reportase: Iyan RLEditor : Z Ardiansyah